Langsung ke konten utama

Postingan

Dampak Jika Emas Diklasifikasikan Menjadi High-Quality Liquid Asset (HQLA)

Emas akan segera diklasifikasikan sebagai High-Quality Liquid Asset (HQLA) di bawah aturan Basel III versi terbaru (Basel 3.1) yang kemungkinan dirilis 1 Juli. Perhatikan data di atas pada Q1 2025, bank sentral membeli 244 metrik ton emas, 24% lebih tinggi dari rata-rata 5 tahun ( Central Banks Are Accumulating Gold) Survei WGC: 30% bank sentral akan tambah cadangan emas dalam 12 bulan ke depan tingkat tertinggi sepanjang sejarah survei mereka. Apa dampaknya jika emas jadi HQLA??? Jika emas disetujui sebagai HQLA akan menjadi perubahan besar dalam standar keuangan global.  Bank sentral dan institusi akan semakin banyak mengakumulasi emas Permintaan emas institusional akan menguat, dan eksposur ke emas fisik akan menjadi lebih dominan. *Peluang di saham tambang emas Semua cerita makro mendukung harga emas untuk lanjut terbang ke langit. Baca juga artikel dengan judul :  Goldman sachs sedang membahas kekhawatiran mendalam mengenai ancaman terhadap independensi Federal Reserve (T...
Postingan terbaru

Goldman sachs sedang membahas kekhawatiran mendalam mengenai ancaman terhadap independensi Federal Reserve (The Fed)

  Goldman sachs sedang membahas kekhawatiran mendalam mengenai ancaman terhadap independensi Federal Reserve (The Fed) Kritik terbuka dari Presiden Trump terhadap The Fed & Usaha hukum untuk membatalkan putusan Humphrey’s Executor (1935), yang saat ini mencegah presiden memberhentikan pejabat The Fed tanpa alasan yang sah. Menurut goldman sachs emas akan mendapatkan keuntungan jika kekhawatiran terhadap hilangnya independensi The Fed (Federal Reserve) semakin meningkat. Alasannya emas adalah penyimpan nilai yang tidak bergantung pada kepercayaan terhadap institusi. Menurut goldman sachs jika kredibilitas The Fed terus diragukan dan investor swasta ikut beralih ke emas, harganya bisa melampaui target $3.700/toz, bahkan menyentuh $4.500/toz. File riset lengkap dari goldman sachs di channel telegram Rikopedia 

Walaupun IHSG rebound, banyak investor asing masih wait-and-see karena ketidakpastian prospek laba perusahaan (earnings)

  Mulai ada inflow ke negara emerging market. Meskipun masih kecil. Walaupun IHSG rebound, banyak investor asing masih wait-and-see karena ketidakpastian prospek laba perusahaan  (earnings). Valuasi saham Indonesia menarik, tapi prospek pertumbuhan laba masih lemah. kekhawatiran GDP slowdown dan tekanan laba (earnings) membuat investor asing masih ragu untuk agresif masuk kembali. 5 faktor utama penggerak pasar saham 1. Earnings ✅ 2. Likuiditas  3. Valuasi  4. Suku bunga  5. Sentimen Faktor earnings jadi pertimbangan asing

Outlook Kebijakan Bank Indonesia & Saham yang Diuntungkan

  Outlook Kebijakan BI RDG BI tanggal 21 Mei ini ya. Tiga faktor yang mendukung pemangkasan BI rate: Pertumbuhan ekonomi lemah, PMI manufaktur kontraksi, Likuiditas USD domestik cukup baik Tapi swap cost naik dan risiko pelemahan rupiah bisa jadi penghambat BI untuk memangkas suku bunga terlalu cepat. Saham sektor property sangat sensitif dengan arah suku bunga. Jika ada kejutan pemangkasan suku bunga bakal loncat saham SMRA. Fibonacci 61.8% saham SMRA 575. Reminder : konsensus analyst target saham SMRA dari bloomberg terminal. Mayoritas analyst pasang target tinggi ya di saham property SMRA. Data history performance harga saham sektor property   selama siklus pemangkasan suku bunga (BEFORE & AFTER)

Moody’s Menurunkan Peringkat Utang AS, Peluang Rotasi Dana Global ke Emerging Market

Kemarin kita sudah bahas tentang topik 3 pilar kekuatan AS mulai bergeser, Jika anda belum baca detailnya bisa baca klik di sini Pada 16 Mei 2025,  Moody’s  secara resmi  menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat dari ‘Aaa’ menjadi ‘Aa1’ . Ini adalah sinyal bahwa dunia mulai meragukan kekuatan fiskal negara adidaya tersebut. Sejak 1919, Moody’s memberikan rating sempurna kepada AS. Kini,  untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad, AS tidak lagi menyandang predikat peminjam paling aman di dunia dari semua lembaga pemeringkat besar . Apa Alasan Moody’s Menurunkan Rating AS? Utang nasional AS menembus $36 triliun .  Defisit fiskal tahunan terus membengkak  tanpa ada upaya konkret untuk membendungnya.  Biaya bunga naik tajam  seiring suku bunga tinggi dan utang terus menggunung.  Kebuntuan politik dan kegagalan Kongres dalam membuat langkah fiskal struktural . Moody’s bahkan menyebut:  “Pemerintahan demi pemerintahan di AS telah gag...

3 Pilar Kekuatan AS yang Mulai Bergeser, Emerging Market Bakal Diuntungkan

Selama 15 tahun terakhir, pasar saham Amerika Serikat (AS) menikmati masa keemasan yang panjang. Indeks S&P500 terus mengungguli pasar global, dipimpin oleh kekuatan besar seperti  Magnificent Seven  (Mag-7) – yaitu Apple, Microsoft, Alphabet, Amazon, Meta, Nvidia, dan Tesla. Namun kini, tanda-tanda mulai muncul bahwa tren dominasi AS tersebut bisa berubah. 3 Pilar Kekuatan AS yang Mulai Bergeser 1. Ketergantungan pada Mag-7 .  Lebih dari 40% keunggulan pasar AS sejak 2010 berasal dari Mag-7. Namun, dengan adopsi AI yang semakin luas dan demokratisasi teknologi, keunggulan ini mulai terkompresi. Selain itu, struktur pasar AS yang terlalu terkonsentrasi—dimana 10 perusahaan terbesar menguasai 34% kapitalisasi pasar—membuatnya rentan terhadap koreksi, apalagi jika pasar tenaga kerja melemah atau terjadi resesi. PDB AS diperkirakan mengalami kontraksi pada paruh kedua 2025: Q2’25: -0.5% & Q3’25: -0.5%. Pelemahan ekonomi AS bisa menjadi risiko besar bagi saham teknolo...