Langsung ke konten utama

Postingan

Saat Bubble Pecah Emas Bakal Diuntungkan

Data dari bloomberg intelligence market cap pasar saham AS (S&P500) sudah di atas 2x GDP artinya sudah super mahal or overvalued. Pasar saham > ukuran ekonominya (GDP).  Dari data history di atas saat bubble meletus harga emas cenderung meroket. Emas 3 bulan dalam fase konsolidasi (sejak bulan April). Jika bisa breakout 3500 emas potensi naik ke level psikologis 4000. Kenapa emiten emas bakal diuntungkan dari meroketnya harga emas? Perhatikan data di atas. Mining Cost emas $1533 sedangkan harga emas di atas $3000. Production margin sangat tinggi ya. Emiten emas bakal meraup keuntungan jumbo dari meroketnya harga emas. Saham tambang emas pilihan Rikopedia : BRMS.   
Postingan terbaru

Katalis Pemangkasan Suku Bunga The Fed

  Data NFP jauh di bawah konsensus. Penambahan pekerjaan di bulan Juli 2025 hanya 73.000. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,2%. Pasar tenaga kerja AS mulai melemah, sejalan dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi. Data NFP yang baru rilis tadi malam mendukung pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September. Peluang pemangkasan suku bunga lebih agresif bisa saja terjadi jika data ketenagakerjaan berikutnya menunjukkan pelemahan yang signifikan misal angka pengangguran meningkat signifikan. Data dari Bank of America (BofA) ketika pertumbuhan nonfarm payrolls jatuh di bawah 100 ribu akan diikuti dengan penurunan suku bunga (lower rates). Berapa kali peluang pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini setelah rilis data NFP?  Pasar saham AS tadi malam rebound karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September meningkat. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September 94.4%. Sentimen rate-cut akan jadi katalis positif buat pasar saham.  Katalis...

Optimisme Baru untuk Pasar Negara Berkembang (EM) di Paruh Kedua 2025

  J.P. Morgan secara tegas mengulangi pandangannya yang bullish terhadap ekuitas pasar negara berkembang (EM) . Setelah bertahun-tahun berada di bawah bayang-bayang negara maju (DM), kini pasar EM menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang nyata. 5 Alasan Utama Mengapa EM Kini Jadi Primadona: 1.  Valuasi Menarik dan Posisi Investor Masih Ringan Selama lebih dari satu dekade, EM mengalami keterpurukan dan kurang diminati investor global, khususnya China. Namun, saat ini EM diperdagangkan pada valuasi jauh lebih rendah dibandingkan DM (13x vs 20x forward P/E). Ini menciptakan peluang menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan dengan harga murah. 2.  Pelemahan Dolar AS Mendukung Pasar EM Dolar AS telah melemah sekitar 10% sepanjang tahun berjalan, dan analis J.P. Morgan memperkirakan tren ini akan berlanjut. Dalam sejarahnya, EM selalu berkinerja lebih baik saat dolar dalam tren turun karena biaya modal menjadi lebih murah dan arus modal masuk lebih deras. 3.  Prospek...

BBCA Tunjukkan Ketahanan di Semester I 2025: Tumbuh Positif di Tengah Tekanan

Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan performa yang tetap solid sepanjang semester pertama 2025. Kami menyoroti bagaimana bank swasta terbesar di Indonesia ini berhasil mencatat pertumbuhan laba dan menjaga kualitas aset, meskipun berhadapan dengan tekanan suku bunga tinggi dan moderasi kredit. 1. Laba Bersih Naik 12% YoY, Sesuai Ekspektasi BBCA mencatatkan laba bersih Rp25,8 triliun per akhir Juni 2025, tumbuh 12% secara tahunan (YoY). Pencapaian ini sejalan dengan ekspektasi pasar dan RHB sendiri, yang menargetkan pertumbuhan laba 11,8% untuk tahun penuh. Faktor pendorong utama :  Pertumbuhan kredit  sebesar 11,5% YoY,  Kenaikan pendapatan bunga bersih  sebesar 13,8% YoY,  Net Interest Margin (NIM)  tetap stabil di 5,3% 2. Kredit Konsumer dan Komersial Jadi Motor Utama Kinerja pinjaman BBCA cukup merata, dengan segmen  konsumer tumbuh 13,2%  dan  komersial tumbuh 13,9% YoY , menunjukkan...

Midyear Outlook Ekonomi Indonesia Tahun 2025: Antara Peluang dan Tantangan

Pertengahan tahun 2025 menjadi titik refleksi penting bagi arah perekonomian Indonesia. Kami menggambarkan kondisi ekonomi yang sarat dinamika dari pelemahan momentum pertumbuhan, reformasi fiskal, hingga strategi menghadapi tekanan eksternal. Berikut adalah ringkasan utama: 1. Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Tapi Stabil Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di kisaran 4,7–5,0% pada 2025, sedikit lebih rendah dari target awal 5,1–5,5%. Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak utama, meskipun menghadapi tekanan dari pelemahan pasar kerja formal dan lemahnya pertumbuhan gaji. Indeks keyakinan konsumen pun menunjukkan tren menurun sejak awal 2025. 2. Investasi Tertekan, Menunggu Pulihnya Kepercayaan Bisnis Pertumbuhan investasi, terutama di sektor konstruksi, menunjukkan perlambatan akibat sentimen bisnis yang menurun. Meskipun ada perbaikan investasi non-konstruksi, investor masih menunggu kepastian kebijakan dan arah stimulus pemerintah, termasuk kelanjutan proyek infrastr...

The Fed Masih Hawkish Apa Dampaknya?

  FOMC tadi malam The Fed masih hawkish ya. Federal Reserve (The Fed) memutuskan tidak mengubah suku bunga acuannya, yaitu tetap pada kisaran 4,25% - 4,5%. Dalam konferensi pers, Powell menegaskan bahwa belum ada keputusan untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan September. Ia mengatakan The Fed akan terus menganalisis data ekonomi termasuk dampak tarif terhadap inflasi & stabilitas ekspektasi inflasi jangka panjang. The Fed masih hawkish, Arah suku bunga di bulan September akan sangat tergantung pada data ekonomi berikutnya. Setelah testimoni powell tadi malam, probabilitas penurunan suku bunga pada bulan September turun dari 64% menjadi 46% (berdasarkan CME FedWatch Tool). Dampak The Fed hawkish : USD menguat lagi, Gold koreksi, IHSG pullback ke support 72xx dulu. Baik Powell dan Trump punya sudut pandang yang benar. Powell masih konservatif terhadap inflasi sedangkan Trump mendorong pemangkasan suku bunga. Pemerintah AS mengalami tekanan fiskal besar, sehingga suku bunga...

Integrasi ke Dalam Kekacauan: Dunia Baru Tanpa Aturan?

Selama beberapa dekade, dunia bergerak menuju keterbukaan perdagangan, integrasi ekonomi, dan tatanan global yang relatif stabil. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terutama pasca-pandemi dan meningkatnya konflik geopolitik, dunia justru mulai beralih ke arah sebaliknya— disorder  atau kekacauan. Apakah kita sedang menyaksikan dunia yang  “terintegrasi ke dalam kekacauan” ? Ketidakpastian: Kini Jadi Normal Baru Dunia kini menghadapi gelombang baru  disintegrasi  aturan. Norma dan kesepakatan internasional seperti WTO atau kesepakatan dagang multilateral tak lagi dijadikan acuan utama. Sebagai gantinya, negara-negara kini lebih sibuk memperjuangkan kepentingan sendiri. Contohnya?  Perang dagang AS-Tiongkok.  Agresi Rusia ke Ukraina.  Proteksionisme Uni Eropa terhadap impor tekstil dan kendaraan dari Asia.  Lonjakan kebijakan tarif, kuota, dan sanksi ekonomi yang sifatnya mendadak dan tidak dapat diprediksi. 1. Trade Policy Uncertainty Ketidakpas...

Pasar Saham Bullish

Good news. Negosiasi dagang dengan Jepang dan UE sudah selesai, negosiasi dengan China semakin mendekati akhir. Semester 2 bullish sentimen semakin bagus ya.  Katalis paling kuat buat pasar saham & gold adalah saat The Fed mulai memangkas suku bunga. Data history harga gold saat siklus pemangkasan suku bunga The Fed. Suku bunga The Fed turun harga gold tambah meroket

Potensi Saham SMRA

  SMRA diperkirakan mencatat pendapatan yang kuat di 2Q25 karena adanya proses serah terima unit properti (handover) dari dua proyek besar : Summarecon Serpong & Summarecon Crown Gading.  Total nilai proyek yang akan diserahterimakan sangat besar (lebih dari Rp1,9 triliun), dan hal ini diharapkan akan meningkatkan pengakuan pendapatan SMRA di kuartal 2 tahun 2025 (2Q25).

Potensi Saham Sector Property

  Chart IDX SECTOR PROPERTY membentuk bullish flag. Saham property pilihan Rikopedia : ASRI dan SMRA.  Target saham property. Target saham ASRI Target saham SMRA. Hari ini Rikopedia beli saham ASRI range 135-140 pakai sekuritas RHB STOCKBIT & PHINTRACO. Disclaimer ON (Bukan rekomendasi buy hold sell)