Pada tanggal 5 Agustus 2015 mendatang, TRAM akan meminta persetujuan
pemegang saham dalam RUPS untuk melakukan perubahan nilai nominal saham
melalui penggabungan saham serta peningkatan modal ditempatkan dan
disetor penuh (reverse stock). TRAM akan reverse stock dengan
meningkatkan nilai nominal saham sebanyak 5x. Perseroan menunjuk PT Jasa
Utama Capital untuk membeli saham odd lot, yakni saham yang kurang dari
1 lot setelah reverse stock. Adapun harga pembelian sebesar Rp 61 per
saham berdasarkan harga selama 25 hari bursa sebelum adanya keterbukaan
informasi mengenai reverse stock. Aksi korporasi ini bertujuan untuk
memperbaiki harga saham TRAM secara teoritis. TRAM juga berencana
meningkatkan modal dasar menjadi Rp 3,89 triliun dari sebelumnya Rp 1,5
triliun. Apabila rencana aksi korporasi ini sudah disetujui oleh para
pemegang saham, nantinya pembelian saham odd lot ini rencananya akan
dilakukan pada tanggal 10 – 18 Agustus 2015, pengumuman jadwal
pelaksanaan reverse stock tanggal 24 Agustus 2015, dan tanggal 25
Agustus 2015 merupakan akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama
di pasar reguler dan pasar negoisasi.
Selain itu, dalam 3 bulan kedepan perseroan berencana untuk melunasi utang kepada International Finance Corporate (IFC) sebesar USD 35 juta. Awalnya, utang ini digunakan perseroan untuk membiayai modifikasi FSO Lentera Bangsa, akan tetapi kapal terbakar saat pengerjaan modifikasi sehingga perseroan dianggap gagal bayar. Nantinya pendanaan untuk melunasi utang ini bersumber dari pembayaran klaim asuransi yang akan diterima perseroan dalam jangka waktu dekat ini.
Pandangan Analis:
Kami menilai aksi korporasi ini sudah sewajarnya dilakukan oleh perseroan seiring dengan penurunan yang signifikan terhadap harga saham TRAM. Rencana reverse stock dan penambahan modal ini dilakukan perseroan untuk mengantisipasi aksi korporasi perseroan di masa yang akan datang guna memperkuat struktur permodalan dan peningkatan kinerja perseroan kedepannya. Akan tetapi perlu diperhatikan juga, reverse stock ini nantinya bisa menyebabkan adanya penurunan volume perdagangan saham perseroan seiring dengan peningkatan harga saham perseroan per lembar sahamnya. Disisi lain, kami mengapresiasi langkah perseroan yang ingin segera menuntaskan masalah utangnya kepada IFC. Kami berharap dengan penyelesaian masalah utang ini, kedepannya kinerja perseroan bisa lebih baik lagi. Rekomendasi : NOT RATED.
Analyst: Thennesia Debora (thennesia@bnisecurities.co.id)
Selain itu, dalam 3 bulan kedepan perseroan berencana untuk melunasi utang kepada International Finance Corporate (IFC) sebesar USD 35 juta. Awalnya, utang ini digunakan perseroan untuk membiayai modifikasi FSO Lentera Bangsa, akan tetapi kapal terbakar saat pengerjaan modifikasi sehingga perseroan dianggap gagal bayar. Nantinya pendanaan untuk melunasi utang ini bersumber dari pembayaran klaim asuransi yang akan diterima perseroan dalam jangka waktu dekat ini.
Pandangan Analis:
Kami menilai aksi korporasi ini sudah sewajarnya dilakukan oleh perseroan seiring dengan penurunan yang signifikan terhadap harga saham TRAM. Rencana reverse stock dan penambahan modal ini dilakukan perseroan untuk mengantisipasi aksi korporasi perseroan di masa yang akan datang guna memperkuat struktur permodalan dan peningkatan kinerja perseroan kedepannya. Akan tetapi perlu diperhatikan juga, reverse stock ini nantinya bisa menyebabkan adanya penurunan volume perdagangan saham perseroan seiring dengan peningkatan harga saham perseroan per lembar sahamnya. Disisi lain, kami mengapresiasi langkah perseroan yang ingin segera menuntaskan masalah utangnya kepada IFC. Kami berharap dengan penyelesaian masalah utang ini, kedepannya kinerja perseroan bisa lebih baik lagi. Rekomendasi : NOT RATED.
Analyst: Thennesia Debora (thennesia@bnisecurities.co.id)