Tahun 2016 tahun yang berat buat industri property. Sektor property lesu sejak tahun 2016. Banyak saham properti yang turun dalam dan sudah terdiskon cukup besar dari net asset valuenya. Salah satunya adalah adalah saham LPCK. Penurunan harga saham LPCK disebabkan karena sektor properti yang lesu sehingga menekan revenue dan laba bersihnya. Bukan hanya LPCK sebenarnya yang revenue dan laba bersihnya turun tapi saham-saham property lainnya bernasib sama.
Dari data diatas terlihat jelas revenue dan net income LPCK turun drastis sejak tahun 2014 sampai tahun 2016. Penurunan net income dan revenue saham LPCK tercermin ke harga sahamnya sekarang yang sudah turun dalam dari level tertingginya di 12000an turun ke level terendahnya sekarang di level 4000an. Jika industri properti indonesia pulih kembali atau bertumbuh kembali bukan tidak mungkin saham LPCK akan kembali dihargai dengan valuasi mahal lagi.
Prospek industri property kedepan
Prospek sektor properti di tahun 2017 ini diperkirakan akan lebih menjanjikan. Semakin menjanjikannya sektor properti di tahun 2017 tidak lepas dari terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi. BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2017 akan berada di level 5,2 Persen. Pertumbuhan diatas 5 persen ini akan membuat sektor bisnis properti semakin bergairah. Apalagi di tahun 2017 ini, pemerintah memberikan banyak vitamin dan kemudahan untuk bisnis properti. Antara lain, pemangkasan biaya Pajak Penghasilan (PPh) untuk pembelian rumah / properti dari 5 persen menjadi 2,5 persen. Selain itu Bank Indonesia (BI) kembali melonggarkan kebijakan rasio Loan to Value (LTV). Diantarnya kebijakan itu diterapkan melalui penurunan uang muka atau Down Payment (DP) KPR rumah pertama menjadi 15% dan penurunan DP KPR rumah kedua serta masing-masing menjadi 20% dan 25%.
Masa-masa perlambatan pasar properti Indonesia, khususnya kawasan Jadebotabek, sebagai pasar acuan dianggap telah berakhir.
Hal ini dibuktikan dengan nilai transaksi di pasar primer, dan sekunder pada kuartal I tahun 2017 yang menunjukkan pertumbuhan signifikan secara tahunan. Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung mengungkapkan nilai transaksi meningkat 42,5 persen menjadi sebesar Rp 224 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Kendati nilai transaksi hanya berdasarkan value by sampling, namun pertumbuhan di atas 20 persen merupakan indikasi kuat pasar properti telah melewati masa-masa buruk.
Valuasi saham LPCK
Secara valuasi saham LPCK bisa di bilang sangat murah karena sudah terdiskon dari Net assets valuenya. Net assets value per share LPCK Rp,6444. Biasanya saat industri property sudah pulih saham-saham property dihargai jauh diatas NAVS. Jika kita investasi di saham LPCK margin of safety yang kita miliki adalah 56%
Analisa teknikal saham LPCK
Secara teknikal saham LPCK masih downtrend. Trader bisa masuk saham LPCK jika sudah keluar dari fase downtrend.
Dapatkan update analisa saham dari kami dengan join member premium disini
Channel telegram disini
Facebook fanpage rikopedia disini