Beberapa sekuritas asing sudah memberikan rating overweight pada pasar saham indonesia anda bisa baca beritanya disini. Beberapa fund manager terkenal seperti mark mobius juga melihat saham-saham di pasar negara berkembang atau emerging market sudah sangat murah. IHSG sendiri sejak bulan maret 2018 sampai sekarang dibulan november 2018 masih bearish. Banyak faktor yang menyebabkan bursa saham indonesia cenderung lesu baik faktor dari dalam negeri dan faktor dari luar. Dari dalam negeri seperti kenaikan suku bunga, data CAD yang masih bengkak diatas 3%, pelemahan nilai tukar rupiah, sentimen pilpres 2019. Faktor eksternal yang masih menghantui bursa saham indonesia seperti trade war, kenaikan fed rate, strong USD. Beberapa sentimen diatas yang menekan bursa saham indonesia di tahun 2018.
Banyak saham-saham indonesia yang sudah turun dalam baik saham bigcaps dan small caps yang membuat valuasinya semakin terlihat murah. Saat masa-masa bearish seperti sekarang akan banyak saham-saham yang diobral atau terdiskon yang dihargai dibawah harga wajar dan tentunya ini peluang besar untuk investor masuk. Mark mobius sendiri salah satu value investor terkenal didunia mengatakan pasar emerging market sudah murah.
Tugas rumah seorang investor mencari dan membeli saham-saham dihargai dibawah harga wajarnya dan memiliki kinerja dan prospek yang cukup bagus. Saya menyarankan membeli saham-saham big caps yang sudah terdiskon, Karena saham-saham big caps akan bangkit lebih dulu saat market mulai masuk fase uptrend. Kinerja kuartal 3 saham-saham big caps juga sangat bagus masih bertumbuh dan ini adalah peluang untuk buy on weakness.
Baron Rothschild, an 18th-century British nobleman and member of the Rothschild banking family, is credited with saying that "the time to buy is when there's blood in the streets." He should know. Rothschild made a fortune buying in the panic that followed the Battle of Waterloo against Napoleon.