Tidak ada satu indikator tunggal yang secara pasti dapat memprediksi resesi di AS. Namun, ada beberapa indikator ekonomi yang dapat memberikan petunjuk tentang kemungkinan terjadinya resesi, antara lain:
Gross Domestic Product (GDP): GDP merupakan ukuran keseluruhan nilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Jika GDP mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut, ini menunjukkan adanya resesi.
Tingkat pengangguran: Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menunjukkan adanya perlambatan dalam perekonomian dan kemungkinan terjadinya resesi.
Indeks harga saham: Indeks harga saham seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average dapat memberikan petunjuk tentang kinerja pasar saham dan kondisi ekonomi secara umum.
Yield kurva imbal hasil obligasi: Yield kurva imbal hasil obligasi mengukur perbedaan antara suku bunga jangka pendek dan jangka panjang. Jika yield kurva imbal hasil obligasi terbalik (yaitu, suku bunga jangka pendek lebih tinggi dari suku bunga jangka panjang), ini dapat menunjukkan resesi yang akan datang.
Indeks Pembelian Manajer (PMI): Indeks PMI dapat memberikan petunjuk tentang kinerja sektor manufaktur dan jasa. Jika indeks PMI turun di bawah level 50, ini dapat menunjukkan adanya resesi atau perlambatan ekonomi.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap indikator ini harus diinterpretasikan dengan hati-hati dan dianalisis bersama-sama dengan faktor-faktor ekonomi lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kondisi ekonomi dan kemungkinan terjadinya resesi di AS. Join membership Rikopedia klik (disini) Channel telegram Rikopedia klik (disini)