False breakout atau breakout palsu adalah situasi di mana harga melampaui level support atau resistance, tetapi kemudian kembali ke dalam kisaran harga yang sebelumnya terbentuk, menunjukkan bahwa breakout sebenarnya tidak terjadi. Ini dapat menyebabkan kebingungan dan kekecewaan bagi trader yang mungkin telah membuka posisi sesuai dengan breakout yang palsu.
False breakout dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti:
Tren yang kurang jelas: Jika tren pasar sedang bergejolak atau tidak terdefinisi dengan jelas, false breakout dapat terjadi karena tidak ada momentum yang cukup untuk mendorong harga keluar dari kisaran harga yang telah terbentuk.
Stop loss hunting: Beberapa trader besar atau institusi mungkin mengambil posisi untuk menggerakkan harga ke atas atau ke bawah dan menghentikan banyak posisi stop loss, dan kemudian mengembalikan harga ke kisaran sebelumnya.
Perubahan sentimen pasar: Pada saat-saat tertentu, pasar mungkin berubah secara tiba-tiba dari bullish menjadi bearish atau sebaliknya, dan false breakout dapat terjadi ketika harga mencoba untuk menembus level resistance atau support yang signifikan tetapi kemudian kembali ke dalam kisaran harga yang telah terbentuk.
Untuk menghindari false breakout, penting bagi trader untuk mengkonfirmasi breakout dengan tanda-tanda lain seperti volume perdagangan yang tinggi dan indikator teknis seperti RSI atau MACD. Selain itu, trader juga harus mempertimbangkan risiko dan pengelolaan risiko dengan menempatkan stop loss dan target profit yang realistis. Perlu diingat bahwa false breakout adalah risiko yang melekat dalam trading, dan trader harus siap menghadapinya dengan strategi yang tepat dan manajemen risiko yang baik.
Follow channel telegram Rikopedia untuk dapat update analisa seputar investasi dan trading saham klik (disini)