Meningkatnya suku bunga: Ketika inflasi meningkat, bank sentral mungkin menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga saham karena tingkat bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi keuntungan perusahaan dan memperkecil minat investor untuk membeli saham.
Penurunan keuntungan perusahaan: Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi dan menurunkan daya beli konsumen, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi laba perusahaan. Jika perusahaan tidak mampu menyesuaikan harga produknya dengan inflasi, ini dapat menyebabkan penurunan harga saham.
Nilai tukar mata uang: Inflasi dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang, terutama jika inflasi lebih tinggi di negara tertentu daripada negara-negara lain. Jika mata uang negara tersebut melemah karena inflasi, maka harga saham yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut juga mungkin turun.
Permintaan dan penawaran saham: Inflasi dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran saham. Jika inflasi meningkat dan investor mengalami kerugian pada investasi mereka, mereka mungkin memilih untuk menjual saham mereka. Ini dapat menyebabkan penurunan harga saham karena penawaran melebihi permintaan.
Peningkatan volatilitas: Inflasi dapat meningkatkan volatilitas di pasar saham karena investor menjadi lebih waspada terhadap potensi inflasi yang lebih tinggi di masa depan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan harga saham yang tidak stabil dan lebih sulit diprediksi.
Namun, dampak inflasi terhadap pasar saham tidak selalu negatif. Jika perusahaan dapat menyesuaikan harga produknya dengan inflasi, ini dapat meningkatkan laba mereka dan meningkatkan harga saham. Selain itu, jika bank sentral berhasil mengendalikan inflasi dengan sukses, ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor dan meningkatkan harga saham. Oleh karena itu, dampak inflasi terhadap pasar saham dapat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi pasar yang spesifik.
Follow channel telegram Rikopedia untuk dapat update analisa seputar investasi dan trading saham klik (disini)