- Berakhirnya commodity boom. Indonesia masih bergantung pada ekspor komoditas seperti CPO COAL BESI BAJA dll turunnya harga komoditas membuat ekspor Indonesia juga ikut turun or lesu.
- Melambatnya ekonomi China. Perlambatan ekonomi China terlihat dari data PMI yang mengalami kontraksi turun ke level 48.8 pada pada bulan mei 2023. China adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi dunia dengan kontribusi 18.6% terhadap PDB global. Dengan porsi PDB yang sangat besar saat ekonomi China melambat pastinya akan mempengaruhi perekonomian seluruh negara termasuk Indonesia. “China bersin, Dunia akan demam”
- The Fed yang masih hawkish. Siklus pengetatan the Fed belum berakhir. The Fed masih agresif melakukan kampanye melawan inflasi sampai target inflasi tercapai di level 2%. The Fed bahkan masih berencana menaikan suku bunga 2x lagi tahun ini. Padahal sekarang suku bunga the Fed sudah sangat tinggi di level 5.25%. Suku bunga The Fed yang terus naik akan mengancam pertumbuhan ekonomi AS. Peluang AS masuk resesi semakin besar.
Berakhirnya commodity boom, Melambatnya ekonomi China, Eropa dan AS, Ditambah siklus pengetatan the Fed yang belum selesai membuat pasar saham cenderung lesu or sideways.
Cara join membership Rikopedia klik di sini