Kali ini, saya mau ngobrol-ngobrol tentang salah satu strategi trading yang sering dipakai oleh banyak orang, tapi juga sering bikin rugi. Namanya adalah average down.
Average down adalah strategi trading yang dilakukan dengan cara menambah posisi beli saham ketika harga saham turun dari harga beli sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menurunkan rata-rata harga beli saham, sehingga bisa memperkecil kerugian atau bahkan balik untung jika harga saham naik lagi.
Contohnya, misalnya kamu beli saham XYZ sebanyak 1000 lembar dengan harga Rp 1000 per lembar. Total modal kamu adalah Rp 1 juta. Lalu, harga saham XYZ turun menjadi Rp 900 per lembar. Kamu pun memutuskan untuk average down dengan membeli lagi saham XYZ sebanyak 1000 lembar dengan harga Rp 900 per lembar. Total modal kamu menjadi Rp 1,9 juta, dan rata-rata harga beli saham kamu menjadi Rp 950 per lembar.
Dengan begitu, kamu berharap bahwa jika harga saham XYZ naik lagi ke Rp 950 per lembar, kamu bisa impas atau bahkan untung jika naik lebih tinggi. Tapi, apakah strategi ini benar-benar efektif dan aman? Apa saja risikonya? Yuk, kita bahas lebih lanjut.
Keuntungan Average Down
Strategi average down memang memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Bisa menurunkan rata-rata harga beli saham, sehingga bisa memperkecil kerugian atau bahkan balik untung jika harga saham naik lagi.
- Bisa memanfaatkan peluang beli saham murah ketika harga saham sedang turun.
- Bisa meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi rasa takut rugi ketika trading.
Namun, keuntungan-keuntungan ini tidak bisa didapatkan tanpa risiko. Strategi average down juga memiliki banyak kelemahan dan bahaya yang harus kamu waspadai.
Bahaya Average Down!!
Strategi average down bisa menjadi sangat berbahaya jika kamu tidak hati-hati dan tidak memiliki rencana trading yang jelas. Berikut ini adalah beberapa bahaya yang bisa terjadi jika kamu asal-asalan melakukan average down:
- Bisa membuat kamu terjebak dalam posisi rugi yang semakin besar jika harga saham terus turun dan tidak kunjung naik lagi.
- Bisa membuat kamu kehabisan modal atau bahkan terkena margin call jika kamu menggunakan leverage atau pinjaman untuk melakukan average down.
- Bisa membuat kamu mengabaikan analisis fundamental dan teknikal saham yang kamu beli, dan hanya berdasarkan pada harapan dan emosi saja.
- Bisa membuat kamu melewatkan peluang beli saham lain yang lebih potensial dan berkualitas.
- Bisa membuat kamu sulit untuk cut loss atau menjual saham dengan kerugian yang wajar jika kamu terlalu berpegang pada rata-rata harga beli saham.
Semoga bermanfaat dan bisa membantu kamu dalam trading saham. Jangan lupa untuk selalu belajar dan berlatih, ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
✅Follow telegram Rikopedia klik disini