Trading adalah aktivitas yang menuntut kedisiplinan, kesabaran, dan strategi. Namun, banyak trader yang terjebak dalam kebiasaan impulsif trading yang merugikan. Kebiasaan impulsif trading adalah ketika trader melakukan transaksi tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti analisis pasar, manajemen risiko, dan tujuan trading. Kebiasaan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti emosi, keserakahan, ketakutan, atau kebosanan.
Kebiasaan impulsif trading bisa berdampak negatif bagi trader, seperti kerugian finansial, stres, frustrasi, dan hilangnya kepercayaan diri. Oleh karena itu, penting bagi trader untuk mengatasi kebiasaan ini dan mengembangkan pola pikir dan perilaku yang lebih rasional dan objektif dalam trading. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebiasaan impulsif trading yang merugikan:
1. Menetapkan tujuan trading yang jelas dan realistis. Trader harus mengetahui apa yang ingin dicapai dari trading, berapa target profit dan loss yang bisa diterima, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan trading harus ditulis dan direview secara berkala untuk memastikan bahwa trader tetap fokus dan konsisten.
2. Membuat rencana trading yang lengkap dan detail. Rencana trading adalah pedoman yang harus diikuti oleh trader dalam setiap transaksi. Rencana trading harus mencakup aspek-aspek seperti instrumen trading, waktu trading, metode analisis, indikator teknikal, sinyal masuk dan keluar, ukuran posisi, stop loss, take profit, dan evaluasi trading. Rencana trading harus disusun berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan gaya trading masing-masing trader.
3. Menerapkan manajemen risiko yang baik. Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan risiko yang terkait dengan trading. Manajemen risiko meliputi hal-hal seperti menentukan toleransi risiko, mengalokasikan modal dengan bijak, menggunakan leverage dengan hati-hati, menyesuaikan ukuran posisi dengan volatilitas pasar, menempatkan stop loss dan take profit secara tepat, dan melakukan diversifikasi portofolio.
4. Mengendalikan emosi dan psikologi trading. Emosi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan trading. Emosi seperti keserakahan, ketakutan, harapan, atau penyesalan bisa membuat trader bertindak impulsif tanpa memikirkan akibatnya. Untuk mengendalikan emosi dan psikologi trading, trader harus memiliki sikap positif, percaya diri, tenang, sabar, dan disiplin. Trader juga harus belajar menerima kerugian sebagai bagian dari proses belajar dan tidak terlalu euforia saat mendapatkan keuntungan.
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan trading. Trading adalah aktivitas yang dinamis dan selalu berubah. Trader harus selalu belajar dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang berbeda-beda. Trader harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan trading dengan membaca buku-buku, artikel-artikel, atau blog-blog tentang trading; mengikuti kursus-kursus atau webinar-webinar tentang trading; bergabung dengan komunitas-komunitas atau forum-forum trader; atau berdiskusi dengan mentor-mentor atau trader-trader berpengalaman.