Quantitative Tightening (QT)
Federal Reserve AS akan mencapai tonggak sejarah dengan mengurangi neraca or balance sheet hingga $1 triliun bulan ini. Namun investor khawatir pengurangan lebih lanjut bisa mengganggu pasar keuangan. Jepang, pemegang terbesar obligasi AS, diperkirakan akan menurun permintaannya. China juga mengurangi ketergantungannya pada obligasi AS. Kenaikan suku bunga dan defisit AS memunculkan pertanyaan kapan yield obligasi 10 tahun akan mencapai puncaknya?
Apa itu Quantitative Tightening (QT) dan dampaknya ke pasar saham
Quantitative Tightening (QT) adalah kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengurangi ukuran neraca bank sentral dengan menjual atau tidak memperpanjang aset yang dimilikinya, seperti obligasi pemerintah. Kebijakan ini berlawanan dengan Quantitative Easing (QE), yang bertujuan untuk meningkatkan ukuran neraca bank sentral dengan membeli aset dari pasar. QT mengurangi jumlah uang yang beredar di sistem keuangan, yang dapat meningkatkan suku bunga dan menekan permintaan pinjaman. Dampak QT terhadap pasar saham tergantung pada seberapa besar dan seberapa cepat bank sentral mengurangi neracanya, serta bagaimana pasar bereaksi terhadap kebijakan tersebut.
Beberapa dampak potensial dari QT terhadap pasar saham adalah:
- QT dapat menurunkan harga saham dengan meningkatkan biaya modal bagi perusahaan dan mengurangi laba bersih. Jika suku bunga naik karena QT, perusahaan harus membayar lebih banyak untuk meminjam uang atau menerbitkan obligasi. Hal ini dapat mengurangi investasi, pertumbuhan, dan pendapatan perusahaan. Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi dapat menurunkan nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan, yang dapat menurunkan valuasi saham.
- QT dapat meningkatkan volatilitas pasar saham dengan meningkatkan ketidakpastian dan ketegangan di pasar keuangan. Jika bank sentral tidak komunikasikan dengan jelas tentang rencana dan prospek QT, pasar dapat menjadi bingung dan khawatir tentang dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan fluktuasi besar pada harga saham dan indeks pasar. Selain itu, jika bank sentral terlalu agresif atau terlalu lambat dalam melakukan QT, pasar dapat meragukan kredibilitas dan efektivitas bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi dan inflasi.
- QT dapat mempengaruhi pasar saham secara tidak langsung melalui dampaknya terhadap ekonomi riil. Jika QT berhasil dalam menahan inflasi dan mencegah perekonomian dari overheat, pasar saham dapat mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Namun, jika QT terlalu ketat atau terlalu lama, pasar saham dapat menderita dari perlambatan ekonomi atau resesi. Hal ini dapat menurunkan pendapatan dan kepercayaan konsumen, yang dapat mengurangi belanja dan permintaan barang dan jasa.
Cara Join membership Rikopedia klik di sini