Siklus bisnis adalah fluktuasi ekonomi yang terjadi antara periode ekspansi dan kontraksi. Siklus ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja berbagai sektor pasar saham, karena beberapa sektor lebih sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi daripada sektor lain.
Dalam infografis ini, kami menampilkan sektor S&P 500 yang paling unggul di setiap fase siklus bisnis, berdasarkan data dari Fidelity Investments. Kami juga menjelaskan karakteristik masing-masing fase dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sektor.
Fase Siklus Bisnis
Siklus bisnis terdiri dari empat fase: pemulihan awal, pemulihan akhir, perlambatan awal, dan resesi. Setiap fase memiliki ciri-ciri yang berbeda, seperti tingkat pertumbuhan PDB, inflasi, suku bunga, dan pengangguran.
Berikut adalah gambaran singkat tentang masing-masing fase:
- Pemulihan awal: Fase ini ditandai dengan peningkatan aktivitas ekonomi setelah periode resesi. Pertumbuhan PDB mulai meningkat, inflasi rendah, suku bunga rendah, dan pengangguran tinggi. Sektor yang paling unggul di fase ini adalah sektor yang sensitif terhadap perubahan siklus ekonomi, seperti teknologi informasi, komunikasi, dan discretionary konsumen.
- Pemulihan akhir: Fase ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil. Inflasi mulai meningkat, suku bunga mulai naik, dan pengangguran mulai turun. Sektor yang paling unggul di fase ini adalah sektor yang mendapat manfaat dari peningkatan permintaan dan investasi, seperti industri, material, dan energi.
- Perlambatan awal: Fase ini ditandai dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Inflasi mencapai puncaknya, suku bunga mencapai puncaknya, dan pengangguran mulai naik. Sektor yang paling unggul di fase ini adalah sektor yang memiliki daya tahan terhadap penurunan pendapatan dan laba, seperti utilitas, kesehatan, dan staples konsumen.
- Resesi: Fase ini ditandai dengan kontraksi ekonomi. Pertumbuhan PDB negatif, inflasi turun, suku bunga turun, dan pengangguran naik. Sektor yang paling unggul di fase ini adalah sektor yang memiliki karakteristik defensif, seperti staples konsumen, kesehatan, dan utilitas.
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa sektor yang paling unggul di setiap fase siklus bisnis bervariasi, tergantung pada sensitivitasnya terhadap perubahan kondisi ekonomi. Secara umum, sektor yang lebih siklikal cenderung berkinerja lebih baik di fase pemulihan, sedangkan sektor yang lebih defensif cenderung berkinerja lebih baik di fase perlambatan dan resesi.
Namun, perlu dicatat bahwa kinerja sektor di masa lalu tidak menjamin kinerja di masa depan, karena setiap siklus bisnis memiliki karakteristik dan durasi yang berbeda. Oleh karena itu, investor harus tetap fleksibel dan menyesuaikan portofolio mereka sesuai dengan kondisi pasar yang berubah-ubah.