Intermarket analysis didasarkan pada asumsi bahwa semua pasar saling terkait dan bergerak secara sinkron. Misalnya, jika pasar saham mengalami kenaikan, maka hal ini dapat menunjukkan optimisme ekonomi dan meningkatkan permintaan mata uang negara tersebut. Sebaliknya, jika pasar saham mengalami penurunan, maka hal ini dapat menunjukkan ketidakpastian ekonomi dan menurunkan permintaan mata uang negara tersebut. Selain itu, pergerakan harga di pasar komoditas juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada ekspor atau impor komoditas tertentu. Demikian pula, pergerakan harga di pasar obligasi juga dapat mempengaruhi tingkat suku bunga dan ekspektasi inflasi, yang berdampak pada nilai mata uang.
Untuk melakukan intermarket analysis, trader harus mengamati pergerakan harga di berbagai pasar keuangan secara simultan dan mencari pola-pola korelasi atau divergensi antara mereka. Korelasi adalah hubungan positif antara dua variabel, yang berarti bahwa jika salah satu variabel naik, maka variabel lainnya juga naik. Divergensi adalah hubungan negatif antara dua variabel, yang berarti bahwa jika salah satu variabel naik, maka variabel lainnya turun. Trader dapat menggunakan alat-alat seperti grafik, indikator, atau analisis fundamental untuk membantu mereka dalam melakukan intermarket analysis.
Intermarket analysis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan akurasi dan efektivitas trading. Dengan memahami hubungan antara berbagai pasar keuangan, trader dapat mengantisipasi pergerakan harga di pasar dan mengambil keputusan trading yang lebih tepat dan menguntungkan.