Dalam empat bulan terakhir, Bank of America (BofA) mencatat pergerakan besar dari arus kas klien privat menuju instrumen investasi lainnya. Hal ini diiringi dengan outflow terbesar dari cash yang mencapai level terendah dalam beberapa bulan terakhir, di mana cash sebagai persentase dari total asset under management (AUM) mencapai hanya 11%, yang juga tercatat sebagai level terendah sejak April 2007.
Grafik dari BofA Global Research menunjukkan pola menarik di mana cash holdings klien privat, terutama di unit Global Wealth & Investment Management (GWIM), mengalami penurunan yang signifikan. Pada puncaknya di Februari 2009, cash holdings mencapai 21% dari total AUM, angka yang sangat tinggi, dipicu oleh ketidakpastian besar di pasar global akibat krisis keuangan pada saat itu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, cash holdings terus menurun dan saat ini berada di level yang lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya, yang tercatat sekitar 12%.
Pergerakan ini mencerminkan sentimen risiko yang berubah di kalangan investor. Dalam 10 minggu terakhir, terjadi inflow terbesar ke pasar saham, menandakan kepercayaan investor terhadap ekuitas yang kembali menguat. Fenomena ini bisa dikaitkan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil serta keyakinan bahwa valuasi saham masih menawarkan potensi keuntungan yang menarik.
Selain itu, terdapat aliran dana besar menuju T-notes, yang merupakan inflow terbesar sejak Oktober 2022. Ini menunjukkan bahwa, meskipun terjadi peningkatan minat terhadap saham, sebagian investor masih mencari instrumen yang relatif lebih aman dalam bentuk surat utang pemerintah AS (Treasury notes). Langkah ini mungkin dilakukan untuk menjaga keseimbangan portofolio, mengingat potensi volatilitas yang masih mengintai di pasar ekuitas.
Dari perspektif alokasi aset, penurunan cash holdings di GWIM dapat dilihat sebagai indikasi bahwa klien privat Bank of America mengambil sikap lebih agresif dalam menghadapi kondisi pasar saat ini, dengan mengalihkan dananya ke instrumen-instrumen yang diharapkan menghasilkan imbal hasil lebih tinggi.
Sebagai seorang analis, penting untuk memahami bahwa pergerakan ini juga mencerminkan pandangan investor terhadap kondisi suku bunga dan inflasi. Dengan prospek inflasi yang melambat dan suku bunga yang kemungkinan akan tetap tinggi dalam jangka pendek, investor mungkin merasa bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk beralih ke ekuitas dan obligasi pemerintah jangka panjang. Namun, investor juga harus tetap waspada terhadap perkembangan global yang bisa memicu perubahan tiba-tiba di pasar.
Kesimpulan: Arus kas keluar besar-besaran dari cash di kalangan klien privat Bank of America menunjukkan adanya keyakinan baru di pasar ekuitas dan obligasi, seiring dengan prospek ekonomi yang lebih stabil. Namun, tetap perlu diingat bahwa menjaga diversifikasi portofolio antara saham, obligasi, dan instrumen yang lebih aman seperti T-notes masih menjadi strategi bijak di tengah ketidakpastian yang mungkin masih ada di masa mendatang.