Optimisme Investor Memuncak di Oktober 2024: Lonjakan Investasi di Saham dan Penurunan Alokasi Obligasi
Oktober 2024 menandai peningkatan optimisme investor yang signifikan, dengan perubahan alokasi aset yang mencerminkan kepercayaan pada kebijakan ekonomi global. Berdasarkan survei dari BofA Research, bulan ini menunjukkan lonjakan optimisme terbesar sejak Juni 2020, didorong oleh prospek pemotongan suku bunga oleh The Fed, stimulus ekonomi dari China, serta harapan terhadap skenario "soft landing" di ekonomi global.
1. Perubahan Alokasi Investasi
Investor di seluruh dunia tampak lebih agresif dalam menambah alokasi investasi ke dalam saham, mengurangi posisi mereka dalam obligasi. Survei Global Fund Manager (FMS) mencatat adanya pengurangan terbesar dalam alokasi obligasi selama satu bulan, sementara alokasi ke ekuitas mengalami kenaikan terbesar sejak Juni 2020. Hal ini menandakan kepercayaan yang kuat terhadap perbaikan pasar saham.
Pada Oktober 2024, 31% dari para investor FMS mengaku mengalami overweight di saham, meningkat dari 11% pada bulan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa para investor lebih memilih risiko yang lebih tinggi di pasar saham dengan harapan akan adanya pemulihan yang lebih kuat di masa depan.
2. Prediksi "Soft Landing" dan Alternatif Skenario
Berdasarkan survei tersebut, sebagian besar investor masih optimis dengan skenario "soft landing", yaitu transisi yang mulus dalam kebijakan moneter tanpa dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebanyak 76% investor memperkirakan bahwa skenario ini akan terjadi.
Sementara itu, skenario "no landing"—di mana tidak ada pelambatan ekonomi yang berarti—menjadi alternatif kedua dengan probabilitas 14%, meningkat dari 7% pada bulan sebelumnya. Skenario ini menggambarkan kemungkinan ekonomi global yang tetap tumbuh stabil tanpa pelambatan yang signifikan.
Skenario "hard landing", yang menggambarkan penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi, kini hanya diperkirakan oleh 8% investor, turun ke level terendah dalam empat bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap resesi yang dalam semakin mereda di kalangan investor.
3. Proyeksi Kurva Imbal Hasil di 2025
Salah satu temuan penting lainnya dari survei ini adalah ekspektasi terhadap kurva imbal hasil (yield curve) di tahun 2025. Sebanyak 85% investor FMS memprediksi bahwa kurva imbal hasil akan semakin curam, hampir mendekati rekor ekspektasi sebesar 90% yang tercatat pada survei bulan September. Hal ini mengindikasikan ekspektasi pasar terhadap kenaikan imbal hasil di masa depan, seiring dengan meningkatnya optimisme pada pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kebijakan moneter ketat oleh bank sentral.
Kesimpulan: Arah Baru Investasi di Tengah Optimisme Ekonomi
Perubahan sentimen investor di Oktober 2024 ini menunjukkan peningkatan keyakinan terhadap stabilitas ekonomi global. Perpindahan dari obligasi ke saham, serta keyakinan tinggi terhadap skenario "soft landing", mencerminkan harapan bahwa pasar dapat mengatasi tekanan ekonomi yang muncul selama beberapa tahun terakhir.
Bagi para pelaku pasar, survei ini memberikan panduan penting dalam menyesuaikan strategi investasi mereka, terutama dalam mengalokasikan aset di tengah perubahan kebijakan ekonomi global. Bagi para investor yang masih ragu, tren ini bisa menjadi momentum untuk kembali mempertimbangkan peluang di pasar saham, mengingat peningkatan kepercayaan global terhadap pertumbuhan yang lebih stabil di masa depan.
Join membership Rikopedia WA 085748747629