Strategi Divestasi Bisnis Es Krim oleh Unilever Indonesia: Apa Dampaknya?
Unilever Indonesia (UNVR) baru-baru ini mengumumkan langkah besar dalam strategi bisnisnya, yaitu divestasi unit bisnis es krim sebagai bagian dari rencana pemisahan bisnis es krim global. Dengan nilai transaksi sebesar Rp7 triliun (sebelum pajak), langkah ini dinilai signifikan mengingat persaingan ketat di sektor tersebut. Berikut ini adalah analisis lengkap mengenai keputusan ini dan dampaknya bagi perusahaan maupun para pemegang saham.
Alasan dan Dampak Divestasi
Divestasi ini dilakukan untuk menjual unit bisnis es krim UNVR ke PT Magnum Ice Cream Indonesia. Nilai transaksi termasuk aset tetap dengan nilai pasar Rp2,55 triliun, buku bersih sebesar Rp1,99 triliun, serta inventaris senilai Rp172,8 miliar.
Meskipun bisnis es krim berkontribusi 10% terhadap total penjualan Unilever Indonesia, langkah ini bertujuan untuk:
1. Refocusing Core Business: Mengalihkan fokus perusahaan pada lini bisnis inti lainnya yang lebih strategis dan menguntungkan.
2. Efisiensi Operasional: Mengurangi tekanan dari persaingan ketat di pasar, terutama dengan munculnya pemain-pemain baru seperti Aice dan Joyday, yang menawarkan harga lebih rendah.
Dampak langsung dari divestasi ini adalah penurunan pendapatan hingga Rp3,5 triliun per tahun dan potensi penurunan laba sebesar 6-9% untuk tahun mendatang.
Potensi Pembagian Dividen
Unilever Indonesia mengindikasikan bahwa hasil dari transaksi ini mungkin akan dikembalikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen khusus. Hal ini sejalan dengan praktik sebelumnya saat divestasi Blue Band pada tahun 2018. Dengan yield dividen saat ini sebesar 5% untuk tahun 2025 (25CL), dividen khusus dapat menjadi insentif bagi investor.
Pandangan terhadap Persaingan Pasar Es Krim
Menurut Euromonitor, Unilever masih memimpin pangsa pasar es krim di Indonesia dengan 48% pada 2023, meskipun turun dari 59% pada 2015. Kompetitor seperti Aice berhasil meningkatkan pangsa pasar dari 1% menjadi 23% selama periode yang sama. Kondisi ini menunjukkan tekanan signifikan di pasar, sehingga divestasi menjadi langkah strategis.
Kinerja Keuangan Unilever Indonesia
Berdasarkan proyeksi, pendapatan UNVR pada tahun 2023 akan mencapai Rp38,6 triliun dengan laba bersih Rp4,8 triliun. Namun, pertumbuhan laba per saham (EPS) diperkirakan mengalami penurunan hingga 10,5% pada 2023. Meskipun demikian, rasio dividen dan tingkat pengembalian ekuitas (ROE) tetap menarik bagi investor.
Kesimpulan
Divestasi bisnis es krim ini mencerminkan adaptasi Unilever Indonesia terhadap dinamika pasar yang terus berubah. Meskipun berdampak pada pendapatan jangka pendek, langkah ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada bisnis inti dan memberikan nilai lebih kepada pemegang saham. Dengan dividen khusus yang berpotensi dibagikan, divestasi ini menjadi keputusan yang strategis untuk memastikan keberlanjutan bisnis di masa depan.
Untuk para investor, keputusan ini menunjukkan bahwa Unilever tetap berkomitmen dalam menjaga nilai bagi pemegang saham meskipun harus menghadapi tantangan persaingan pasar yang semakin kompetitif.
Join membership Rikopedia untuk dapat ide trading saham yang berkualitas. Whatsapp 085748747629