Asia Economic Outlook 2025: Strategi Menghadapi "Trade War Two"
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Asia telah menghadapi dinamika yang beragam, terutama akibat ketegangan perdagangan global dan perubahan kebijakan moneter. Pada tahun 2025, wilayah ini akan memasuki fase baru yang ditandai dengan pergeseran pola pertumbuhan dan tantangan geopolitik yang lebih kompleks.
Sorotan Ekonomi Asia di 2024
Meskipun tahun 2024 tidak menghadirkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dari China atau pelonggaran kebijakan moneter global, sejumlah sektor tetap mencatatkan performa yang solid. Lonjakan ekspor teknologi dan semikonduktor dari Korea, Taiwan, Malaysia, dan Vietnam, serta pertumbuhan domestik yang sehat di beberapa pasar negara berkembang (EM Asia), menjadi pendorong utama.
Namun, ketidakpastian meningkat dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS, yang berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan. Selain itu, penguatan nilai dolar AS juga membatasi ruang pelonggaran moneter di Asia.
Proyeksi 2025: Pergeseran Pola Pertumbuhan
Proyeksi tahun 2025 :
1. Perlambatan Pertumbuhan di EM Asia: Pertumbuhan ekspor diperkirakan melambat, terutama dari China, akibat kenaikan tarif sebesar 20 basis poin pada barang-barang China oleh pemerintahan AS. ASEAN cenderung lebih stabil, dengan Vietnam yang mungkin mengambil peluang dari alokasi ulang perdagangan.
2. Permintaan Domestik China yang Meningkat: Fokus beralih dari ekspor ke permintaan domestik, didorong oleh kebijakan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
3. Perkembangan di Pasar Maju: Jepang, Australia, dan Selandia Baru, yang mencatat pertumbuhan lambat di awal 2024, diperkirakan akan mencatat perbaikan pada 2025 karena inflasi yang mulai melambat dan peningkatan pendapatan riil.
Dampak Inflasi dan Pertumbuhan Regional
Kondisi inflasi yang mulai menurun sejak 2022 memberikan peluang bagi negara-negara EM untuk memperkuat konsumsi domestik. Namun, minimnya stimulus fiskal dan upah yang tumbuh lebih lambat dibandingkan pasar maju menjadi tantangan. Akibatnya, tingkat pendapatan riil di kawasan Asia-Pasifik tengah kini melampaui median global.
Langkah Strategis ke Depan
Bagi negara-negara di Asia, 2025 akan menjadi tahun krusial untuk beradaptasi dengan:
Diversifikasi Mitra Dagang: Mengurangi ketergantungan pada pasar AS dan mencari peluang baru di kawasan lain.
Investasi di Sektor Teknologi: Melanjutkan momentum ekspor teknologi dan semikonduktor.
Stabilisasi Ekonomi Domestik: Meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi ketimpangan pendapatan.
Dengan ketegangan perdagangan yang berpotensi meningkat, negara-negara Asia harus mengambil langkah proaktif untuk mempertahankan daya saing ekonomi dan memperkuat fondasi domestik. Tahun 2025 menjanjikan tantangan sekaligus peluang untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.