Merdeka Copper Gold (MDKA): Kinerja 3Q24 Melemah, Tantangan 4Q24 Masih Berat.
Merdeka Copper Gold (MDKA) menghadapi tantangan berat di kuartal ketiga 2024 (3Q24) dengan kerugian yang lebih besar dari perkiraan. Laporan terbaru menyoroti bahwa penurunan harga komoditas dan meningkatnya beban bunga menjadi faktor utama yang menekan kinerja perusahaan.
Selain itu, prospek untuk 4Q24 juga diprediksi tetap menantang, meskipun ada beberapa kabar baik dari segmen emas dan nikel. Lantas, bagaimana outlook MDKA ke depan? Apakah masih menarik untuk investasi? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Kinerja 3Q24: Hasil Lebih Buruk dari Ekspektasi
📉 Kerugian bersih MDKA pada 3Q24 lebih besar dari perkiraan, dengan faktor utama sebagai berikut:
Unit bisnis Wetar (tembaga) mengalami kerugian lebih besar, akibat turunnya harga tembaga di pasar global. Bisnis nikel matte mencatat margin negatif karena harga nikel di London Metal Exchange (LME) yang lebih rendah. Beban bunga naik 13% QoQ, menambah tekanan pada arus kas perusahaan. Kerugian forex sebesar USD 35 juta akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
💡 Namun, ada juga beberapa hal positif:
✅ Pendapatan melampaui ekspektasi, didorong oleh kinerja solid dari anak usaha nikel.
✅ Segmen emas (Tujuh Bukit Gold) mencatat laba sebelum pajak lebih tinggi, berkat peningkatan volume produksi dan harga jual emas yang lebih baik.
2. Outlook 4Q24: Tetap Penuh Tantangan
🔻 MDKA diperkirakan masih menghadapi tantangan berat di 4Q24 karena kombinasi penurunan harga komoditas dan kenaikan beban bunga.
🔻 Manajemen juga memperkirakan biaya bunga meningkat di FY25, karena proyek AIM mulai membayar bunga.
🔻 Produksi emas dan tembaga masih sesuai target tahunan, tetapi tekanan dari harga komoditas global bisa mempengaruhi margin keuntungan.
📈 Namun, ada potensi perbaikan di 2025-2026:
Proyek Pani Gold telah mencapai 28% progres konstruksi per November 2024 dan diperkirakan mulai produksi pada FY26.
Ekspansi proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) terus berjalan, dengan rencana menjalin kemitraan ESG baru.
3. Revisi Target Harga: Turun 14% ke Rp2.500
Rikopedia menurunkan target harga MDKA dari Rp2.900 ke Rp2.500, akibat valuasi yang lebih rendah pada beberapa unit bisnis utama:
MBMA (Merdeka Battery Materials)
Wetar (Tembaga)
TB Copper Project
4. Prospek Jangka Panjang MDKA: Apa yang Bisa Diharapkan?
💡 MDKA tetap menjadi perusahaan tambang yang paling terdiversifikasi di Indonesia, dengan eksposur ke berbagai logam strategis:
✅ Tembaga (Wetar & Tujuh Bukit Copper)
✅ Emas (Tujuh Bukit Gold & Pani Gold)
✅ Nikel (MBMA & HPAL Project)
📊 Katalis Positif yang Bisa Mendorong Saham MDKA Naik di Masa Depan: 1️⃣ Peningkatan produksi emas dari proyek Pani Gold di FY26.
2️⃣ Ekspansi proyek HPAL yang mendukung transisi energi hijau dan industri baterai EV.
3️⃣ Kenaikan harga komoditas global, terutama emas dan tembaga, jika pasar kembali bullish.
5. Risiko Investasi yang Harus Diperhatikan
⚠ Tertundanya proyek Pani Gold, TB Copper, atau smelter nikel bisa mempengaruhi prospek jangka panjang MDKA.
⚠ Fluktuasi harga komoditas global (emas, tembaga, dan nikel) berpotensi menekan margin perusahaan.
⚠ Risiko kebijakan pemerintah terkait regulasi tambang dan pajak bisa berdampak pada profitabilitas.
Kesimpulan: Apakah Saham MDKA Masih Layak untuk Investasi?
📌 Short-term: Kinerja 4Q24 diprediksi masih sulit, sehingga investor jangka pendek perlu bersiap menghadapi volatilitas.
📌 Medium to Long-term: MDKA tetap menarik karena proyek-proyek barunya yang dapat meningkatkan profitabilitas dalam 2-3 tahun ke depan.
📌 Valuasi: Dengan target harga Rp2.500 dan potensi kenaikan saham 56,7%, MDKA bisa menjadi peluang bagi investor yang bersedia menahan saham ini dalam jangka panjang.
🔥 Rekomendasi:
✔ Investor jangka panjang bisa mulai mengakumulasi saham MDKA di harga bawah.
✔ Investor jangka pendek sebaiknya menunggu kepastian perbaikan harga komoditas sebelum masuk.
Join membership Rikopedia klik di sini