Lantas, bagaimana strategi BRI dalam mengembangkan Pegadaian dan PNM untuk terus bertumbuh di tengah tantangan ekonomi? Simak ulasannya di bawah ini.
Pegadaian: Menjaga Dominasi di Industri Pegadaian & Ekspansi Bullion Bank
1. Penguasaan Pasar Pawn Lending
Pegadaian tetap menjadi pemain dominan dengan pangsa pasar lebih dari 90% dalam industri gadai. Dengan jaringan yang luas dan pengalaman lebih dari satu abad, Pegadaian mampu mempertahankan posisinya melalui inovasi dan sinergi dengan ekosistem BRI.
Namun, di segmen cicilan emas, Pegadaian mengalami penurunan pangsa pasar sekitar 6% sejak 2022 akibat persaingan dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Untuk mengatasi hal ini, Pegadaian kini memanfaatkan cross-selling melalui aplikasi BRIMO dan Senyum Mobile, yang memungkinkan nasabah mengakses produk cicilan emas dengan lebih mudah.
2. Ekspansi ke Bisnis Bullion Bank
Salah satu langkah strategis yang dilakukan Pegadaian adalah masuk ke bisnis bullion bank setelah mendapatkan lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir 2024. Melalui Galeri24, unit bisnis manufaktur dan ritel emas Pegadaian, perusahaan ini mulai menawarkan produk baru seperti:
Deposito Emas yang memberikan bunga dalam bentuk emas.
Tabungan Emas Plus yang sedang menunggu izin OJK.
Kolaborasi dengan pihak eksternal untuk meningkatkan perputaran emas dari deposito menjadi produk ritel.
Dengan ekosistem yang lengkap, Pegadaian siap memimpin industri bullion banking, terutama dengan memanfaatkan cadangan emas idle di masyarakat yang diperkirakan mencapai 1.800 ton.
PNM: Meningkatkan Kualitas Aset dan Efisiensi Operasional
1. Fokus pada Pinjaman Kelompok Mekaar
PNM saat ini adalah lembaga pembiayaan komunitas terbesar di dunia, dengan lebih dari 15 juta peminjam, mayoritas berasal dari kelompok Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang diperuntukkan bagi pengusaha wanita ultra mikro.
Namun, dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan PNM melambat karena fokus perusahaan beralih ke peningkatan kualitas aset. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
Revitalisasi skema pinjaman individu (ULaMM) menjadi produk baru bernama "Madani Tumbuh (MT)" dengan fokus pada petani dan pengusaha kecil.
Pemberian insentif kepada peminjam yang disiplin, seperti kesempatan menjadi agen BRILink Mekaar atau mendapatkan cicilan gratis untuk anggota dengan tingkat kehadiran tinggi.
Penggunaan alat digital untuk melacak kehadiran dalam pertemuan kelompok.
PNM juga mengandalkan analisis big data untuk mendukung penilaian kelayakan peminjam, mengingat sebagian besar nasabahnya berasal dari segmen unbanked dengan tidak memiliki agunan.
2. Menjaga Margin dengan Efisiensi Biaya
Meskipun tantangan besar ada pada pengelolaan kredit bermasalah (NPL), PNM tetap menjadi bisnis dengan margin tinggi, dengan Net Interest Margin (NIM) di atas 25%. Kunci utama bagi PNM adalah menjaga efisiensi biaya dan meningkatkan pengelolaan risiko kredit. Saat ini, rasio Cost-to-Income (CIR) telah turun ke 59,8% dari 69% pada 2023, menunjukkan perbaikan dalam efisiensi operasional.
Kontribusi Pegadaian & PNM terhadap Pertumbuhan BRI
Pegadaian dan PNM berkontribusi 12% terhadap laba bersih konsolidasi BRI pada kuartal III 2024. Ke depan, BRI menargetkan kontribusi ini meningkat hingga 25% dari total portofolio kredit ultra mikro.
Beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan ini antara lain:
✅ Ekspansi Bullion Bank oleh Pegadaian, yang membuka peluang bisnis baru di sektor emas.
✅ Peningkatan kualitas kredit dan efisiensi biaya di PNM, yang dapat meningkatkan profitabilitas.
✅ Sinergi digital dalam ekosistem BRI, seperti penggunaan BRIMO dan Senyum Mobile untuk meningkatkan akses layanan ultra mikro.
Selain itu, BRI baru saja mengumumkan rencana buyback saham sebesar Rp3 triliun, yang menunjukkan keyakinan kuat terhadap prospek pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Pegadaian dan PNM adalah dua pilar utama dalam strategi BRI untuk memperkuat segmen ultra mikro di Indonesia. Dengan ekspansi ke bullion banking, penguatan pinjaman kelompok Mekaar, serta efisiensi operasional, keduanya diproyeksikan akan terus meningkatkan profitabilitas dan kontribusinya bagi BRI.
Bagi investor dan pemangku kepentingan, perkembangan ini menjadi indikator bahwa segmen ultra mikro tetap menjanjikan, terutama dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Apakah Anda melihat peluang investasi dalam strategi ini?
Konten ini dapat digunakan untuk blog finansial atau media bisnis yang membahas perkembangan industri perbankan dan layanan keuangan di Indonesia. Jika Anda ingin menyesuaikan tone & angle penulisan, beri tahu saya!