Perhatikan data di atas, Dari data historis menunjukkan bahwa pasar negara berkembang or emerging markets (EM) pernah mengalami masa keemasan, seperti pada periode 1989–1994 dan 1999–2010, ketika kinerja EM secara signifikan melampaui pasar maju (Developed Markets/DM). Namun sekarang performance pasar saham negara berkembang tertinggal sangat jauh dengan pasar negara maju (Underperform).
Berikut beberapa penyebab pasar saham US lebih unggul (Outperforming) dibandingkan Emerging market (EM) :
- Kebijakan tarif AS yang agresif, termasuk tarif impor 10–20% terhadap barang dari China dan negara-negara Asia lainnya, diperkirakan meningkatkan rata-rata tarif AS hingga 16,7–25,4%.
- Rencana revisi pajak AS yang akan menurunkan tarif perusahaan dari 21% menjadi 15% menambah ketidakpastian bagi EM. Sejak 2017, pemotongan pajak korporasi AS telah meningkatkan laba perusahaan di AS, mengurangi keunggulan laba (EPS) EM terhadap pasar maju (Developed Markets/DM). Dengan potensi pemangkasan pajak lebih lanjut, keunggulan EPS EM diproyeksikan melemah. Membuat performance pasar negara berkembang tertinggal jauh dengan AS.
- Meski EM telah diperdagangkan dengan diskon dibandingkan DM, tekanan dari kebijakan AS membuat valuasi diskon ini sulit menjadi katalis positif. Saat ini, valuasi EM berada pada 38% diskon terhadap DM, berdasarkan rasio forward P/E 11,9x.
- Federal Reserve AS diperkirakan akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga di tahun 2025, memberikan sedikit ruang bagi pasar berkembang untuk bernapas. Namun, ini belum cukup untuk memicu kebangkitan kinerja EM karena The Fed proyeksinya cuma memangkas suku bunga 2x.
- Dolar AS yang terus menguat menjadi salah satu hambatan terbesar bagi EM. Kebijakan Trump, yang berfokus pada pajak rendah, tarif tinggi, dan deregulasi, mendorong inflasi lebih tinggi serta memperkuat dolar AS. Hal ini membuat mata uang EM rentan, menekan daya saing ekspor dan meningkatkan biaya utang dalam dolar.
- Penurunan harga komoditas, yang menjadi andalan banyak negara berkembang (EM), memberikan dampak negatif pada neraca perdagangan dan stabilitas ekonomi negara berkembang.
Cara join membership Rikopedia klik di sini