Kebijakan ekonomi yang diumumkan dalam pidato inaugurasi Presiden Trump kemarin menyoroti berbagai langkah signifikan dalam perdagangan, imigrasi, dan deregulasi yang dapat berdampak besar terhadap ekonomi Amerika Serikat. Salah satu aspek penting yang menjadi sorotan adalah bagaimana kebijakan ini akan memengaruhi nilai tukar Dolar AS (USD).
Dalam artikel ini, kita akan membahas potensi dampak dari kebijakan pemerintahan baru terhadap USD dalam jangka pendek dan jangka panjang.
1. Dampak Kebijakan Tarif Perdagangan Terhadap USD
Salah satu fokus utama Presiden Trump adalah kebijakan perdagangan yang proteksionis, terutama terkait dengan tarif impor dari Meksiko dan Kanada. Pemerintah AS telah mengindikasikan bahwa tarif 25% terhadap impor dari kedua negara ini bisa diterapkan pada Februari 2025. Berikut dampaknya :
Dampak Jangka Pendek:
Ketidakpastian terkait penerapan tarif terhadap China menyebabkan USD mengalami tekanan penurunan.
Dampak Jangka Panjang:
Jika tarif diberlakukan, biaya impor yang lebih tinggi bisa meningkatkan inflasi di AS. Hal ini dapat mendorong The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga, yang pada akhirnya bisa memperkuat USD.
Kesimpulan:
Dolar AS kemungkinan akan menghadapi tekanan dalam jangka pendek karena ketidakpastian kebijakan, tetapi memiliki peluang untuk menguat jika kebijakan suku bunga lebih ketat diberlakukan.
2. Kebijakan Imigrasi yang Lebih Ketat dan Pengaruhnya Terhadap USD
Pemerintah Trump juga mengedepankan kebijakan imigrasi yang lebih ketat, termasuk kebijakan "Remain in Mexico" dan penutupan aplikasi CBP One yang memungkinkan pengajuan suaka. Berikut dampaknya :
Penurunan Tenaga Kerja:
Dengan berkurangnya tenaga kerja imigran, pertumbuhan ekonomi bisa melambat, yang dapat mengurangi daya tarik USD di mata investor global.
Inflasi yang Lebih Tinggi:
Pengurangan tenaga kerja dapat menyebabkan biaya produksi naik, yang berpotensi menyebabkan inflasi lebih tinggi dan memicu kebijakan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed.
Kesimpulan:
Kebijakan imigrasi yang lebih ketat dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi, yang berpotensi melemahkan USD. Namun, jika inflasi meningkat, The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga yang pada akhirnya mendukung penguatan USD.
3. Deregulasi dan Kebijakan Fiskal: Apakah USD Akan Menguat?
Dalam pidatonya, Presiden Trump tidak banyak membahas deregulasi secara menyeluruh, tetapi ada indikasi bahwa fokus utama akan tertuju pada sektor energi dan keuangan.
Potensi Dampak Deregulasi:
Jika deregulasi di sektor energi berhasil meningkatkan produksi dalam negeri, maka ekspor AS dapat meningkat dan mendorong penguatan USD. Namun, proses deregulasi yang lambat membuat dampaknya terhadap USD kemungkinan baru terasa dalam jangka panjang.
Potensi Dampak Kebijakan Fiskal:
Jika pemotongan pajak dari era sebelumnya diperpanjang, hal ini dapat mendorong konsumsi dan investasi, yang berpotensi mendukung penguatan USD. Namun, ketidakpastian terkait langkah-langkah fiskal yang diambil bisa menahan penguatan USD dalam waktu dekat.
Kesimpulan:
Dampak kebijakan fiskal dan deregulasi terhadap USD kemungkinan besar akan terasa dalam jangka panjang, dengan hasil yang bergantung pada efektivitas implementasinya.
4. Kesimpulan: Prospek USD di Tahun 2025-2026
Dolar AS kemungkinan akan menghadapi tantangan dalam jangka pendek akibat ketidakpastian kebijakan tarif perdagangan dan imigrasi. Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, USD berpotensi menguat jika:
1. Jika inflasi naik kembali dan The Fed merespons dengan menaikkan suku bunga.
2. Kebijakan deregulasi dan fiskal diterapkan secara efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
3. Perang dagang memanas dengan mitra dagang utama, seperti Meksiko, China dan Kanada.
Join membership Rikopedia klik di sini