Indika Energy (INDY) sedang berada di titik transformasi besar. Perusahaan yang selama ini dikenal sebagai pemain utama di industri batu bara, kini mulai mengembangkan sayapnya ke sektor emas melalui Proyek Awak Mas Gold di Sulawesi Selatan. Dengan cadangan emas yang besar, efisiensi operasional, dan perubahan regulasi yang menguntungkan, saham INDY berpotensi mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
1. Masuk ke Bisnis Emas: Langkah Strategis INDY
INDY mengakuisisi Awak Mas Gold Project dan menargetkan produksi emas 100.000 – 140.000 ons per tahun mulai paruh kedua 2026 (2H26). Dengan cadangan emas sebesar 2,3 juta ons dan kadar emas 1,33 g/t, INDY siap memanfaatkan tren kenaikan harga emas global. Biaya produksi diperkirakan hanya $1.200 per ons, menjadikannya salah satu yang paling kompetitif di industri.
Jika harga emas tetap di kisaran $3.000 per ons, bisnis ini dapat menghasilkan pendapatan sekitar $300 juta per tahun, berkontribusi hingga 41% terhadap pendapatan INDY di 2027.
2. Batu Bara Masih Jadi Sumber Kas Utama
Meskipun INDY sedang melakukan ekspansi ke sektor emas, bisnis batu bara melalui Kideco Jaya Agung tetap menjadi pilar utama keuangan perusahaan. Kideco merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Indonesia dengan produksi tahunan sekitar 28 juta ton. Arus kas dari Kideco mencapai $120 juta per tahun, yang memberikan stabilitas keuangan bagi INDY.
3. Perubahan Regulasi Royalti: Katalis Positif
Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan perubahan aturan royalti batubara, terutama untuk perusahaan dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Jika tarif royalti INDY turun dari 23% menjadi 14%, maka profitabilitasnya akan meningkat drastis. Setiap penurunan 1% tarif royaltidiperkirakan bisa meningkatkan laba INDY sebesar 12%, sehingga jika terjadi penurunan 5% tarif royalti, laba bisa naik hingga 119%.
4. Valuasi Saham Masih Murah, Potensi Naik 100%+
Saat ini, valuasi INDY masih undervalued dibandingkan potensinya di masa depan. Menurut estimasi, nilai bisnis batu bara INDY sendiri sudah mencapai $721 juta atau Rp22,8 triliun, jauh di atas harga saham saat ini.
Dengan ekspansi bisnis emas yang menjanjikan, regulasi batu bara yang lebih menguntungkan, serta valuasi yang masih rendah, INDY berpotensi mengalami re-rating yang signifikan.
5. Dampak ke IHSG dan Sektor Energi
Jika INDY berhasil meningkatkan profitabilitasnya, hal ini akan memberikan dampak positif terhadap sektor energi di IHSG, terutama saham-saham batubara lainnya yang memiliki IUPK. Investor institusional dan asing kemungkinan akan mulai mengakumulasi saham INDY, yang bisa memberikan dorongan bagi pasar secara keseluruhan.
Kesimpulan: Waktunya Investasi di INDY?
Dengan kombinasi bisnis emas yang kuat, stabilitas dari Kideco, dan potensi revisi royalti, INDY berada dalam posisi strategis untuk pertumbuhan jangka panjang. Jika Anda mencari saham dengan potensi kenaikan besar di sektor energi, INDY bisa menjadi pilihan menarik.