Langsung ke konten utama

Analisis Penurunan Reverse Repo Facility (RRP) oleh The Fed

 

Analisis Penurunan Reverse Repo Facility (RRP) oleh The Fed

Apa Itu Reverse Repo Facility (RRP)?

Reverse Repo Facility (RRP) adalah mekanisme yang digunakan oleh Federal Reserve (The Fed) untuk mengelola likuiditas dalam sistem keuangan AS.

Dalam RRP, The Fed meminjam uang dari institusi keuangan dengan menjaminkan US Treasury securities dan berjanji untuk membeli kembali dengan harga lebih tinggi.

RRP berfungsi sebagai alat untuk menyerap kelebihan likuiditas di pasar, terutama saat terjadi kebijakan moneter longgar (Quantitative Easing).

Reverse Repo Facility (RRP) adalah cara The Fed mengelola uang yang beredar di pasar. Saat jumlah uang berlebih, The Fed menyerap kelebihan itu dengan menawarkan bank untuk menyimpan uang mereka dengan imbalan surat utang (US Treasury securities).

Sekarang, RRP turun drastis sekitar $2,5 triliun, artinya uang yang sebelumnya diserap oleh The Fed kini kembali masuk ke pasar. Ini bisa meningkatkan likuiditas, tetapi juga berpotensi memicu inflasi atau kenaikan suku bunga obligasi.

Analogi Sederhana

Bayangkan The Fed seperti wadah besar untuk menampung air (uang di pasar).

Saat ada banjir uang, The Fed menampung sebagian air ke dalam wadah (RRP) agar tidak terjadi genangan (inflasi).

Sekarang, wadah tersebut hampir kosong, artinya semua air kembali mengalir ke pasar.

Jika terlalu banyak air yang dilepas sekaligus, bisa menyebabkan banjir likuiditas yang berisiko menaikkan inflasi atau membuat pasar keuangan terlalu panas.

Jadi, The Fed harus berhati-hati dalam mengelola aliran air ini agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Apa yang Terjadi?

RRP turun drastis sekitar $2,5 triliun dari puncaknya pada Desember 2022 hingga ke level terendah dalam 1.386 hari.

Alasan utama:

Pemerintah AS terus meningkatkan utang untuk membiayai defisit fiskal.

Pasokan obligasi AS yang membanjiri pasar mengurangi kebutuhan bank untuk menggunakan RRP sebagai tempat menyimpan uang.

Penurunan RRP menunjukkan bahwa pasar telah menyerap banyak likuiditas tanpa perlu penyerapan tambahan dari The Fed.

Dampak Terhadap Pasar Keuangan

Meningkatkan Likuiditas di Pasar

Penurunan saldo RRP berarti lebih banyak uang yang beredar di pasar, berpotensi meningkatkan likuiditas dalam sistem keuangan. Ini bisa menjadi sinyal bahwa Quantitative Tightening (QT) mendekati akhir, sehingga bank dan investor memiliki lebih banyak uang untuk diputar dalam pasar modal.

Potensi Tekanan Inflasi

Jika terlalu banyak uang kembali ke pasar, inflasi bisa kembali naik. The Fed harus mempertahankan keseimbangan antara likuiditas dan stabilitas harga untuk menghindari inflasi yang tidak terkendali.


Risiko Pasar Obligasi

Dengan pemerintah AS menerbitkan lebih banyak obligasi, imbal hasil (yields) US Treasury bisa naik karena permintaan menurun. Hal ini dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi pemerintah dan perusahaan.


Dampak Terhadap Pasar Saham

Jika likuiditas tetap tinggi dan The Fed mengakhiri QT, pasar saham bisa mendapat dorongan positif.

Namun, jika inflasi kembali meningkat, The Fed mungkin harus tetap ketat dengan kebijakan suku bunga tinggi, yang bisa menekan saham-saham berisiko tinggi.


Implikasi Jangka Panjang

Pada 2025, sekitar $9,2 triliun utang AS akan jatuh tempo dan harus diterbitkan kembali, setara dengan 25,4% dari total utang AS ($36,2 triliun). Jika permintaan obligasi AS tetap rendah, pemerintah mungkin harus menaikkan suku bunga obligasi untuk menarik pembeli, yang bisa berdampak negatif pada pasar keuangan.


Kesimpulan 

Penurunan drastis dalam RRP menunjukkan bahwa sistem keuangan AS mengalami perubahan likuiditas yang signifikan.

Pasar mungkin akan mengalami fase akhir dari Quantitative Tightening (QT), tetapi risiko inflasi dan tekanan pada pasar obligasi tetap ada.

Investor perlu memperhatikan arah kebijakan The Fed, terutama terkait suku bunga dan likuiditas, karena bisa berdampak besar pada pasar saham, obligasi, dan ekonomi global.



Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapat bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Fokus trading 3-5 saham.  Analisa saham secara teknikal, fundamental & analisa makro. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing ilmu dan strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa diskusi dan konsultasi portofolio. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi pembayaran diterima dan ...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...