Inflasi Jepang naik ke 4,0%, lebih buruk dari angka inflasi AS, yang dapat memaksa Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga. Jika ini terjadi, biaya pinjaman dalam Yen meningkat, membuat carry trade (strategi meminjam Yen untuk diinvestasikan di aset berimbal hasil tinggi) menjadi kurang menarik.
Akibatnya, investor akan menutup carry trade mereka dengan menjual aset di luar Jepang dan kembali ke Yen. Hal ini berpotensi memicu arus keluar modal dari pasar emerging markets (EM), menyebabkan tekanan pada likuiditas global dan volatilitas di berbagai aset keuangan.
PENJELASAN TENTANG APA ITU CARRY TRADE?
Carry trade adalah strategi investasi di mana investor meminjam uang dalam mata uang dengan suku bunga rendah (seperti Yen Jepang) dan menginvestasikan uang itu dalam aset dengan imbal hasil lebih tinggi (seperti obligasi atau saham di AS dan negara berkembang). Kesuksesan carry trade bergantung pada mata uang pinjaman yang tetap murah dan volatilitas pasar yang tetap rendah.
Bulan Agustus 2024 kemarin pasar saham global goyang karena isu carry trade ini. Apakah akan ada carry trade 2.0 dampak meroketnya inflasi jepang?