Langsung ke konten utama

Saham BBTN Terus Turun Karena Laba 4Q24 di Bawah Ekspektasi

Laporan Kinerja BBTN 4Q24: Laba di Bawah Ekspektasi, Apa yang Salah?


Saham BBTN Terus Turun Karena Laba 4Q24 di Bawah Ekspektasi

Pendahuluan


Bank Tabungan Negara (BBTN) merilis laporan kinerja untuk kuartal keempat 2024 (4Q24) dengan hasil yang tidak memenuhi ekspektasi pasarLaba bersih FY24 turun 14% YoY menjadi Rp3,0 triliun, lebih rendah dari proyeksi analis.


Penurunan ini terjadi meskipun ada peningkatan permintaan kredit perumahan. Tekanan pada pendapatan bunga bersih (NII), meningkatnya beban bunga, dan melemahnya margin bunga bersih (NIM) menjadi faktor utama yang menekan kinerja bank.


Bagaimana prospek BBTN ke depan? Apakah masih layak untuk investasi?


1. Ringkasan Kinerja Keuangan 4Q24


📌 Laba Bersih (Net Profit) Turun 14% YoY

FY24: Rp3,0 triliun (-14% YoY), tidak memenuhi target estimasi (hanya 81% dari target analis).

4Q24: Rp925 miliar (+59% QoQ, -22% YoY).


📌 Pendapatan Bunga Bersih (NII) Tertekan

FY24 NII: Rp11,7 triliun (-14% YoY) → hanya memenuhi 77% dari target estimasi.

4Q24 NII: Rp2,8 triliun (-2% QoQ, -20% YoY).

Beban bunga meningkat 22% YoY menjadi Rp17,8 triliun, sehingga NIM turun menjadi 2,9% (-60bps YoY, +20bps QoQ).


📌 Pendapatan Sebelum Pencadangan (PPOP) Juga Melemah

FY24 PPOP: Rp5,9 triliun (-29% YoY), hanya mencapai 65% dari proyeksi analis.

4Q24 PPOP: Rp1,9 triliun (+67% QoQ, -20% YoY).


📌 Pertumbuhan Kredit dan Simpanan Stabil

Total kredit FY24 tumbuh 7% YoY menjadi Rp358 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) naik 9% YoY menjadi Rp382 triliun.

Loan to Deposit Ratio (LDR) di 93,8%.


📌 Kualitas Aset Masih Perlu Diperhatikan

Rasio NPL tetap stabil di 3,2%.

Credit cost naik ke 76 bps, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya (44 bps di 3Q24).

Pencadangan kredit (NPL coverage) turun ke 115,4% dari 126,5% di kuartal sebelumnya.


2. Faktor yang Menekan Kinerja BBTN


💡 1. Beban Bunga yang Tinggi

Beban bunga meningkat 22% YoY, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan bunga.

Tekanan likuiditas dan persaingan suku bunga deposito menjadi penyebab utama.


💡 2. Penurunan Margin Bunga Bersih (NIM)

NIM hanya 2,9% di 4Q24, turun 60bps YoY.

BBTN harus mencari strategi untuk meningkatkan margin, misalnya dengan ekspansi ke segmen pinjaman dengan margin lebih tinggi.


💡 3. Kualitas Aset Masih Perlu Diwaspadai

Meskipun NPL stabil di 3,2%, credit cost meningkat menjadi 76 bps.

Penurunan NPL coverage menunjukkan bahwa BBTN perlu memperkuat pencadangan kredit.


3. Prospek dan Peluang Pertumbuhan


✅ 1. Segmen Kredit Perumahan Masih Menjadi Motor Pertumbuhan

Pertumbuhan kredit perumahan (KPR) masih solid, naik 8,5% YoY.

Subsidi perumahan masih mendukung BBTN sebagai bank utama untuk segmen ini.


✅ 2. Perbaikan NIM dengan Diversifikasi Portofolio

BBTN perlu mengoptimalkan margin dengan memperluas ke segmen kredit dengan return lebih tinggi.

Fokus pada CASA (tabungan & giro) untuk menekan cost of fund.


✅ 3. Stabilitas Ekonomi Bisa Membantu Pertumbuhan di 2025

Jika kondisi ekonomi membaik dan suku bunga turun, beban bunga BBTN bisa berkurang.

Peningkatan daya beli bisa mempercepat pertumbuhan kredit perumahan.


4. Valuasi Saham & Rekomendasi Investasi


📊 Target Harga & Rekomendasi

Rating: NEUTRAL.

Target harga saham BBTN: Rp1.550 per lembar saham.

Harga saat ini (11 Februari 2025): Rp920 per lembar saham.

Valuasi: PBV 0.42x, di bawah rata-rata sektor perbankan.


📉 Risiko Investasi:

Jika beban bunga terus naik, NIM bisa tetap tertekan.

Jika pencadangan kredit tidak cukup, risiko NPL bisa meningkat.

Persaingan ketat dengan bank lain di segmen kredit perumahan.


💡 Kesimpulan:

BBTN masih memiliki prospek pertumbuhan dalam jangka panjang, terutama di segmen kredit perumahan.

Namun, beban bunga yang tinggi dan penurunan margin masih menjadi tantangan besar.

Investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang bisa mempertimbangkan saham ini, tetapi dengan pendekatan hati-hati.


Kesimpulan Akhir: Apakah Saham BBTN Masih Layak Investasi?


🔹 Laba FY24 di bawah ekspektasi akibat beban bunga yang tinggi.

🔹 Pendapatan bunga bersih (NII) turun 14% YoY, dengan NIM hanya 2,9%.

🔹 Pertumbuhan kredit stabil di 7% YoY, tetapi cost of fund masih menekan margin.

🔹 Valuasi saham masih murah (PBV 0.42x), tetapi investor perlu mempertimbangkan risiko kredit dan beban bunga.


🚀 Rekomendasi: NEUTRAL – Tunggu perbaikan NIM dan efisiensi biaya sebelum mengambil posisi investasi.


💬 Bagaimana pendapat Anda tentang prospek BBTN? Apakah masih menarik untuk investasi?

Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapat bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Fokus trading 3-5 saham.  Analisa saham secara teknikal, fundamental & analisa makro. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing ilmu dan strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa diskusi dan konsultasi portofolio. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi pembayaran diterima dan ...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...