Langsung ke konten utama

Trump dan Tarif: Serangan Tanpa Kompromi

Perang dagang global kembali memanas. Setelah terpilih kembali sebagai Presiden, Donald Trump langsung menerapkan kebijakan tarif yang agresif terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Bagi dunia bisnis dan ekonomi, ini bukan sekadar ketegangan dagang biasa, tetapi awal dari perubahan besar dalam tatanan ekonomi global.

Trump dan Tarif: Serangan Tanpa Kompromi

Lantas, bagaimana dampaknya terhadap pasar, negara-negara yang terlibat, dan kita semua? Mari kita kupas secara mendalam.

Trump dan Tarif: Serangan Tanpa Kompromi

Pada awalnya, pasar menganggap kebijakan perdagangan Trump sebagai gertakan politik. Namun, hanya dalam dua minggu setelah menjabat kembali, Trump menaikkan tarif impor Kanada sebesar 25% dan China sebesar 10%. Bahkan, ada sindiran bahwa Kanada bisa menghindari tarif jika mereka setuju menjadi negara bagian ke-51 AS—sebuah tawaran yang tentu saja tidak berlaku untuk China dan Uni Eropa.

Meksiko masih dalam tahap pertimbangan terkait tindakan balasan, sementara Kanada menghadapi situasi politik yang rumit. Perdana Menteri Justin Trudeau berada dalam posisi lemah, dan parlemen Kanada ditangguhkan. Negosiasi dengan AS kemungkinan baru akan terjadi setelah pemilihan umum di Kanada.

Namun, pertanyaannya: Mengapa Trump memilih langkah ekstrem ini?

Monroe Doctrine Baru: AS Memaksa Kanada & Meksiko Tunduk?

Selain alasan ekonomi, ada dugaan bahwa AS sedang membangun strategi baru untuk menekan Kanada dan Meksiko agar sepenuhnya mengikuti kebijakan Washington.

Beberapa indikasi kuatnya:

AS menuntut peningkatan anggaran pertahanan Kanada agar lebih sejalan dengan kebijakan militer AS.

Pemangkasan aturan de minimis, yang sebelumnya membebaskan paket impor kecil (di bawah $800) dari tarif. Dampaknya? Produk-produk dari China seperti Temu dan Shein akan kesulitan masuk ke pasar AS.

Penghapusan program Duty Drawback, yang memungkinkan perusahaan AS mendapatkan pengembalian pajak bea atas bahan baku impor jika digunakan untuk produk ekspor. Dampaknya? China kehilangan akses ke rantai pasokan AS.

Singkatnya, ini bukan sekadar perang dagang biasa, tetapi strategi AS untuk mengisolasi China dari ekonomi Amerika Utara.

Dampak Global: Dari Panama Hingga Timur Tengah

Tidak hanya Kanada dan Meksiko, kebijakan AS juga mulai mengguncang hubungan internasional lainnya:

1. Panama Meninggalkan China

Panama, yang sebelumnya menjadi bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) China, tiba-tiba menarik diri setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. AS berhasil menekan Panama untuk keluar dari pengaruh ekonomi China.

2. NATO & Arktik: Eskalasi Ketegangan Global

NATO menyetujui bahwa Arktik menjadi prioritas pertahanan setelah AS menekan Denmark untuk memperkuat kehadiran militer di Greenland. Trump juga mendorong Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia untuk meningkatkan belanja militer mereka. Eropa kini menghadapi tekanan besar untuk membentuk aliansi pertahanan yang lebih kuat dengan AS.

3. Timur Tengah: Netanyahu dan Rencana Baru

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang dalam perjalanan ke Gedung Putih. Spekulasi menyebutkan bahwa Trump ingin "menggambar ulang" peta Timur Tengah dengan kebijakan baru yang bisa berdampak besar pada Iran dan negara-negara Arab lainnya.

4. Afrika Selatan dalam Bidikan

Trump kini menyoroti kebijakan penyitaan tanah di Afrika Selatan, yang dapat mengarah pada sanksi ekonomi dari AS.

Apa Artinya Bagi Dunia Bisnis & Ekonomi?

✅ Volatilitas Pasar Akan Meningkat

Pasar keuangan akan lebih tidak stabil, terutama bagi investor yang berurusan dengan Kanada, Meksiko, China, dan Uni Eropa.

✅ Krisis Rantai Pasokan Global

Dengan pemangkasan impor dari China, perusahaan di AS dan dunia akan mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku dengan harga murah.

✅ Eropa dan Asia Dipaksa Beradaptasi

Uni Eropa mungkin harus meningkatkan kerja sama militer dengan AS untuk meredam kebijakan tarif baru, sementara negara-negara Asia harus bersiap dengan kemungkinan meningkatnya ketegangan dagang.

✅ Konsumen Akan Merasakan Dampaknya

Tarif tinggi berarti harga barang impor meningkat, yang berpotensi menyebabkan inflasi dan berkurangnya daya beli masyarakat.

Kesimpulan: Dunia di Ambang Perang Ekonomi Besar?

Perang dagang ini bukan sekadar perselisihan dagang biasa. Dengan Trump yang semakin agresif, dampaknya bisa jauh lebih besar daripada yang diperkirakan:

Kanada & Meksiko dipaksa tunduk pada AS

China semakin terisolasi dari ekonomi Amerika Utara

Eropa dan NATO menghadapi tekanan baru

Timur Tengah dan Afrika juga dalam radar kebijakan ekonomi AS

Jika kondisi ini berlanjut, kita bisa menyaksikan perang ekonomi global yang lebih besar dan lebih lama daripada sebelumnya. Bisnis, investor, dan negara-negara di seluruh dunia harus bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi dalam beberapa tahun ke depan.

Join membership Rikopedia klik di sini

Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapat bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Fokus trading 3-5 saham.  Analisa saham secara teknikal, fundamental & analisa makro. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing ilmu dan strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa diskusi dan konsultasi portofolio. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi pembayaran diterima dan ...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...