Langsung ke konten utama

Apakah Trump Akan Mengadopsi Kebijakan Intervensi Untuk Menstabilkan Pasar?

Pada tanggal 10 Maret 2025, indeks S&P 500 turun 2,7% di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kemungkinan pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump tidak akan berusaha menstabilkan pasar keuangan seperti yang diharapkan. Penurunan ini menambah kekhawatiran karena pekan sebelumnya indeks sudah turun 3,1%, yang merupakan pelemahan terbesar dalam enam bulan terakhir.


Kekhawatiran ini muncul setelah pernyataan Presiden Trump yang menunjukkan bahwa pemerintahannya siap menerima “gangguan” ekonomi sementara, termasuk inflasi yang lebih tinggi, demi mencapai agenda ekonomi jangka panjangnya. Pasar semakin gelisah karena kebijakan tarif AS yang agresif, potensi resesi, dan ancaman penutupan pemerintahan AS.


Apa yang Terjadi?


Investor mulai mempertanyakan apakah administrasi Trump akan mengadopsi kebijakan intervensi (sering disebut “Trump Put”) untuk menstabilkan pasar saat mengalami tekanan. Alih-alih memberikan sinyal bahwa pemerintah akan mendukung pasar, Presiden Trump justru menyatakan bahwa peningkatan tarif impor AS bisa berdampak pada inflasi, dan bahwa negara harus melalui “masa transisi” sebelum mendapatkan manfaat ekonomi jangka panjang.


Hal ini menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar saham, terutama di sektor teknologi dan saham yang sebelumnya mendapatkan momentum positif pasca pemilu AS. Indeks S&P 500 mengalami pelemahan 8% sejak kemenangan Trump pada 4 November 2024, meskipun sebelumnya sempat naik akibat ekspektasi deregulasi dan kebijakan fiskal yang lebih longgar.


Faktor yang Mempengaruhi Pasar


1.Kebijakan Tarif dan Inflasi


Kebijakan tarif yang lebih tinggi berisiko meningkatkan inflasi, terutama jika negara-negara lain membalas dengan kebijakan serupa.


Trump secara terbuka mengakui bahwa kenaikan tarif bisa menyebabkan inflasi, yang membuat investor khawatir terhadap efek jangka pendek.


2.Kurangnya Respons Pemerintah terhadap Pasar


Pemerintahan Trump tampaknya tidak akan mengambil langkah-langkah cepat untuk mendukung pasar seperti yang diharapkan.


Investor bertanya-tanya apakah volatilitas ini akan dibiarkan berlarut-larut atau pemerintah akan mengubah kebijakan untuk meredam dampaknya.


3.Data Ekonomi yang Melemah


Indeks Manajer Pembelian (ISM) menunjukkan aktivitas bisnis yang lebih lemah dari ekspektasi.


Kepercayaan konsumen dan belanja masyarakat juga mengalami pelemahan.


4.Ancaman Penutupan Pemerintahan AS


Ketidakpastian fiskal semakin meningkat karena potensi penutupan pemerintahan AS akibat kebuntuan politik.


5.Kekhawatiran Terhadap Tarif Balasan


Tanggal 2 April ditandai sebagai potensi pengumuman tarif balasan dari negara-negara mitra dagang AS, yang bisa memperburuk ketidakpastian ekonomi.

Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapat bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Fokus trading 3-5 saham.  Analisa saham secara teknikal, fundamental & analisa makro. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing ilmu dan strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa diskusi dan konsultasi portofolio. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi pembayaran diterima dan ...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...