Arus modal asing atau foreign flow merupakan faktor penting dalam menentukan pergerakan pasar keuangan, terutama di negara berkembang (Emerging Markets/EM). Data terbaru menunjukkan adanya fluktuasi besar dalam arus investasi asing, baik di EM secara keseluruhan (di luar China) maupun di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
Pertama Tren arus modal asing di pasar negara berkembang
Kedua Dampak arus modal terhadap pergerakan IHSG.
Ketiga Prospek dan strategi yang bisa diterapkan oleh investor.
1. Tren Arus Modal Asing di Pasar Negara Berkembang
Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa aliran modal asing di EM ex-China mengalami fluktuasi besar dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa pola penting yang terlihat dari grafik:
Periode outflow besar:
Maret 2020 terjadi arus keluar terbesar akibat ketidakpastian pandemi COVID-19.
2022-2023 kembali mengalami penurunan akibat kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed.
Periode inflow positif:
Awal 2021, setelah pemulihan pasca-pandemi, investor kembali masuk ke pasar negara berkembang.
Pertengahan 2023, terlihat adanya kenaikan minat terhadap aset negara berkembang sebelum kembali mengalami tekanan.
Implikasi:
Investor global masih sensitif terhadap kebijakan moneter dan risiko global.
Negara berkembang masih bergantung pada arus modal asing untuk mendukung stabilitas pasar modal mereka.
2. Dampak Foreign Flow terhadap IHSG
Data Foreign Flow di IHSG menunjukkan pola yang sama dengan EM secara keseluruhan:
Outflow besar di awal 2025, yang menyebabkan IHSG mengalami tren penurunan signifikan.
Inflow sementara pada pertengahan tahun 2024, tetapi tidak cukup kuat untuk mempertahankan tren bullish.
Net foreign sell yang dominan membuat indeks terus turun hingga level 6.600 di Maret 2025.
Mengapa Investor Asing Keluar dari Pasar Indonesia?
Kenaikan suku bunga global oleh The Fed membuat aset di negara berkembang menjadi kurang menarik.
Ketidakpastian kebijakan perdagangan AS yang memicu kekhawatiran pasar.
Fluktuasi nilai tukar rupiah, yang membuat investor asing lebih berhati-hati dalam berinvestasi.
Implikasi bagi IHSG:
Tekanan jual dari investor asing dapat memperburuk tren penurunan indeks.
Saham berkapitalisasi besar (big caps) yang banyak dimiliki asing akan lebih volatil.
Investor domestik perlu mengambil peran lebih besar untuk menjaga stabilitas pasar.
3. Prospek dan Strategi bagi Investor
Prospek IHSG dan Pasar Negara Berkembang
Jika The Fed mulai menurunkan suku bunga, kemungkinan arus modal asing kembali masuk ke negara berkembang meningkat.
Investor akan kembali ke pasar yang memiliki fundamental kuat, terutama di Asia Tenggara.
Stabilitas rupiah dan kebijakan ekonomi Indonesia akan menjadi kunci untuk menarik investor asing kembali.