Investasi saham sering dianggap membutuhkan modal besar, padahal sekarang investasi saham bisa dimulai dengan modal kecil. Dengan perkembangan teknologi dan platform investasi, siapa pun bisa mulai berinvestasi dengan hanya ratusan ribu rupiah.
Jika Anda ingin mulai berinvestasi saham tetapi masih bingung bagaimana caranya, berikut panduan langkah demi langkah untuk pemula dengan modal kecil.
1. Pahami Dasar-Dasar Investasi Saham
Apa Itu Saham?
Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda menjadi pemilik sebagian kecil dari perusahaan tersebut.
Keuntungan Investasi Saham:
Capital gain – Keuntungan dari kenaikan harga saham.
Dividen – Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.
Risiko Investasi Saham:
Harga saham bisa turun karena faktor ekonomi dan bisnis.
Perusahaan bisa mengalami kerugian atau bangkrut.
Kunci sukses di investasi saham adalah memahami risiko dan memilih saham yang memiliki fundamental kuat.
2. Pilih Platform Investasi yang Sesuai
Untuk mulai berinvestasi, Anda perlu memiliki akun di perusahaan sekuritas atau aplikasi investasi saham.
Kriteria memilih sekuritas atau aplikasi saham:
Minimal deposit kecil – Pilih yang tidak membutuhkan deposit besar untuk pemula.
Biaya transaksi rendah – Perhatikan biaya jual beli saham agar tidak terlalu mahal.
Tersedia fitur edukasi – Sebaiknya pilih platform yang memiliki materi belajar investasi.
Beberapa aplikasi yang cocok untuk pemula:
Ajaib
Bibit Reksadana Saham
Stockbit
MOST Mandiri
IPOT (Indo Premier)
Tips: Pilih sekuritas yang sudah terdaftar di OJK agar aman dan terpercaya.
3. Tentukan Modal Awal Investasi
Anda bisa mulai investasi saham dengan Rp100.000 hingga Rp500.000.
Gunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat.
Mulai dengan jumlah kecil untuk belajar sebelum menambah investasi.
Tips: Jangan langsung investasi dalam jumlah besar jika belum memahami pasar saham.
4. Pilih Saham yang Tepat untuk Pemula
Saham terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan risikonya:
Saham Blue Chip (Risiko Rendah – Stabil)
Perusahaan besar dan stabil dengan kinerja keuangan yang baik.
Cocok untuk investasi jangka panjang.
Contoh: BBCA (BCA), TLKM (Telkom)
Saham Second Liner (Risiko Sedang – Potensi Bertumbuh)
Perusahaan berkembang yang memiliki peluang pertumbuhan tinggi.
Bisa naik lebih cepat daripada saham blue chip tetapi lebih volatil.
Contoh: ERAA (Erajaya), ACES (Ace Hardware), MDKA (Merdeka Copper Gold).
Saham Gorengan (Risiko Tinggi – Spekulatif)
Harga saham bisa naik dan turun sangat cepat.
Tidak disarankan untuk pemula karena risikonya besar.
Tips: Untuk pemula, lebih baik memilih saham blue chip yang sudah stabil dan memiliki fundamental kuat.
5. Gunakan Strategi Investasi yang Tepat
A. Investasi Jangka Panjang (Buy and Hold)
Cocok untuk pemula karena tidak perlu selalu memantau pasar.
Contoh: Beli saham BCA atau Telkom, simpan selama 5-10 tahun untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
B. Dollar Cost Averaging (DCA) – Nabung Saham
Investasi rutin setiap bulan dengan jumlah tetap, misalnya Rp500.000/bulan.
Mengurangi risiko membeli di harga terlalu tinggi.
Cocok untuk investasi jangka panjang.
C. Trading Saham (Beli Jual Cepat)
Tidak disarankan untuk pemula karena membutuhkan analisis teknikal yang lebih kompleks.
Tips: Jika masih pemula, gunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) untuk memulai investasi dengan aman.
6. Monitor dan Evaluasi Portofolio Secara Berkala
Periksa portofolio saham Anda secara rutin, misalnya setiap bulan atau setiap kuartal.
Lihat kinerja perusahaan dari laporan keuangan dan berita ekonomi.
Jika ada saham yang kinerjanya buruk dalam jangka panjang, pertimbangkan untuk menggantinya.
Tips: Jangan panik saat harga saham turun dalam jangka pendek. Fokus pada prospek jangka panjang.
7. Hindari Kesalahan Umum Investor Pemula
Ikut-ikutan beli saham tanpa riset – Pastikan Anda memahami perusahaan yang Anda beli.
Investasi dengan uang pinjaman – Hindari berinvestasi dengan utang karena bisa berisiko tinggi.
Serakah saat harga naik, panik saat harga turun – Tetap tenang dan berpikir jangka panjang.
Membeli saham gorengan – Saham ini memiliki risiko tinggi dan sering dimanipulasi oleh bandar.
Tips: Selalu lakukan riset sebelum membeli saham dan gunakan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan Anda.
Kesimpulan: Mulai Sekarang dan Konsisten
Investasi saham bisa dimulai dengan modal kecil, bahkan hanya Rp100.000 – Rp500.000.
Pilih platform yang sesuai dan beli saham blue chip untuk pemula.
Gunakan strategi investasi jangka panjang seperti Dollar Cost Averaging (DCA).
Hindari kesalahan umum investor pemula agar tidak mengalami kerugian besar.