Strategi Pasar Global J.P. Morgan: Ancaman Tarif, Perubahan Risiko, dan Peluang Investasi di 2025
Pada 7 Maret 2025, J.P. Morgan merilis laporan strategi pasar global yang menyoroti perubahan besar dalam ekonomi global, terutama terkait tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko, perubahan risiko pasar, serta peluang investasi di berbagai wilayah dunia. Berikut adalah analisis dari laporan tersebut dan bagaimana investor dapat menyesuaikan strategi mereka.
1. Dampak Tarif Baru AS terhadap Kanada dan Meksiko
Pemerintah AS telah menerapkan tarif sebesar 25% terhadap barang dari Kanada dan Meksiko, yang memicu ketidakpastian ekonomi dan mengancam hubungan perdagangan dengan kedua negara. Namun, ada beberapa pengecualian, yaitu:
Tarif untuk energi dari Kanada hanya 10%, yang menunjukkan adanya negosiasi di sektor ini.
Penundaan satu bulan untuk tarif otomotif dan barang USMCA, yang mengindikasikan adanya kemungkinan kompromi lebih lanjut.
Tarif ini meningkatkan ketidakpastian pasar dan dapat berimbas pada perlambatan pertumbuhan ekonomi AS jika ketegangan perdagangan semakin meningkat.
2. Risiko Pasar: “Eksepsionalisme Jelek” AS
Laporan ini menyoroti bahwa AS menghadapi risiko dari kebijakan ekonomi yang ekstrem, yang menyebabkan ketidakpastian di kalangan investor. Hal ini berakibat pada:
Turunnya kepercayaan pasar terhadap ekonomi AS, membuat aset berisiko menjadi kurang menarik.
Meningkatnya risiko perlambatan ekonomi AS, terutama jika inflasi terus meningkat akibat tarif impor.
Potensi pergeseran dana investasi ke Eropa dan China, yang menawarkan prospek pertumbuhan lebih stabil.
3. Peluang Investasi Global: Eropa dan China Menjadi Fokus
J.P. Morgan menyarankan sikap hati-hati terhadap aset berisiko, mengingat valuasi pasar yang sudah tinggi. Beberapa strategi yang disarankan:
Rotasi investasi ke China dan Eropa, karena kedua wilayah ini memiliki peluang pemulihan ekonomi yang lebih baik dibandingkan AS.
Suku bunga Jerman tetap netral atau naik, sementara AS diperkirakan akan melonggarkan kebijakan suku bunganya di semester kedua 2025.
Euro kemungkinan menguat, berkat kebijakan fiskal ekspansif Jerman dan peningkatan belanja pertahanan di Eropa.
4. Ketegangan Perdagangan AS-China dan Dampaknya
China memiliki target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% di 2025, dengan:
Defisit 4% dan ekspansi kredit 2 triliun yuan, yang bertujuan mendorong konsumsi dan investasi.
Inflasi diperkirakan naik sebesar 2%, yang menunjukkan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Namun, masih ada ketidakpastian terhadap respons China terhadap tarif AS, sehingga pasar China tetap berisiko tinggi meskipun menawarkan peluang jangka pendek.
5. Mata Uang dan Obligasi: Perubahan Strategi Investasi
Laporan ini menunjukkan bahwa:
Mata uang USD/CNY masih dalam tekanan bearish, tetapi tetap stabil terhadap Euro dan Yen Jepang.
J.P. Morgan menutup rekomendasi investasi jangka panjang untuk obligasi Jerman, karena sentimen terhadap Euro masih memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri.
Investasi di pasar negara berkembang (EM) lebih menarik dibandingkan AS, terutama di sektor obligasi dan perusahaan berbasis di Eropa Tengah seperti Polandia, Ceko, dan Hungaria.
6. Implikasi bagi Investor
Investor perlu memperhatikan beberapa tren utama berikut:
S&P 500 diperkirakan berada di kisaran 5000-6000, tetapi masih rentan terhadap ketidakpastian perdagangan dan kebijakan ekonomi AS.
Eropa menjadi lebih menarik bagi investor, dengan peningkatan aliran dana ke ekuitas dan obligasi.
Pasar negara berkembang memiliki peluang lebih besar dibandingkan AS, terutama di sektor obligasi dan perusahaan-perusahaan di kawasan Asia dan Eropa.
Harga komoditas kemungkinan tetap tinggi, tetapi dapat mempengaruhi inflasi global dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Laporan J.P. Morgan menunjukkan bahwa investor harus lebih berhati-hati terhadap aset berisiko, terutama di pasar AS yang menghadapi tantangan dari tarif perdagangan dan kebijakan ekonomi yang tidak stabil. Sementara itu, Eropa dan China menawarkan peluang yang lebih menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, investor dapat menyusun strategi yang lebih baik dalam menghadapi ketidakpastian pasar di tahun 2025.