Pasar Global dalam Ketidakpastian: Sinyal Resesi dan Dinamika Geopolitik
Pasar keuangan global kembali memasuki fase ketidakpastian. Indikator ekonomi menunjukkan perlambatan ekonomi AS, sementara kebijakan perdagangan dan geopolitik yang semakin kompleks menambah tekanan di pasar. Dari inversi kurva imbal hasil (yield curve inversion) hingga ancaman tarif baru, berikut adalah tinjauan mendalam mengenai situasi terkini.
1. Ketidakpastian Ekonomi AS: Ancaman Resesi?
Pasar Saham Berfluktuasi
Saham di Asia mengalami penurunan signifikan akibat kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi AS. S&P 500 futures turun, sementara obligasi Treasury AS naik karena meningkatnya permintaan aset safe haven. Data terbaru dari China juga menunjukkan tekanan deflasi yang masih terus berlanjut, yang semakin menambah ketidakpastian di pasar global.
Dolar AS Melemah di Tengah Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi
Dolar AS menunjukkan volatilitas yang tinggi, sementara yen Jepang dan franc Swiss menguat, mengindikasikan pergeseran sentimen investor ke aset yang lebih aman. Para pedagang obligasi mulai mempertimbangkan potensi perlambatan ekonomi AS, sementara mantan Presiden Donald Trump menyebut bahwa ekonomi AS sedang dalam “periode transisi” untuk menghindari kekhawatiran pasar.
2. Kebijakan Geopolitik: Dari NATO Hingga TikTok
Trump dan NATO: Amerika Harus Keluar?
Elon Musk secara terbuka mendukung gagasan agar AS keluar dari NATO, dengan alasan bahwa AS tidak seharusnya menanggung biaya pertahanan untuk Eropa. Sementara itu, Trump menyatakan bahwa Ukraina pada akhirnya akan mencapai kesepakatan sumber daya alam dengan AS, menandakan adanya potensi kesepakatan baru dalam konflik geopolitik.
Tarif Balasan Kanada
Mark Carney, yang baru saja memenangkan pemilihan sebagai Perdana Menteri Kanada, telah berjanji untuk mempertahankan tarif balasan terhadap barang-barang AS hingga Amerika menunjukkan komitmen terhadap perdagangan yang adil. Ini memperburuk ketegangan antara kedua negara, terutama dalam sektor baja dan aluminium.
Negosiasi TikTok: Siapa yang Akan Mengambil Alih?
Trump juga mengungkapkan bahwa ia sedang bernegosiasi dengan empat calon pembeli untuk mengakuisisi TikTok di AS. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi terhadap perusahaan teknologi China tetap menjadi isu strategis yang belum terselesaikan.
3. Sinyal Resesi dari Kurva Imbal Hasil
Salah satu indikator yang paling diwaspadai dalam dunia keuangan adalah inversi kurva imbal hasil. Data terbaru menunjukkan bahwa Powell’s preferred curve spread telah mengalami inversi kembali, yang sering kali menjadi sinyal awal resesi.
Apa Itu Inversi Kurva Imbal Hasil?
Inversi kurva imbal hasil terjadi ketika obligasi jangka pendek memiliki imbal hasil lebih tinggi dibandingkan obligasi jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih menyimpan uang mereka dalam investasi jangka panjang karena khawatir dengan prospek ekonomi jangka pendek. Dalam sejarahnya, inversi kurva ini hampir selalu diikuti oleh resesi dalam beberapa tahun ke depan.
Mengapa Ini Penting?
Data terbaru menunjukkan bahwa spread antara obligasi 2 tahun dan 10 tahun berada di -26.79 basis points, yang menandakan kekhawatiran serius tentang pertumbuhan ekonomi ke depan.
Grafik juga menunjukkan bahwa setiap kali kurva ini mengalami inversi, resesi cenderung mengikuti.
Dengan semakin banyaknya tekanan ekonomi dan ketidakpastian geopolitik, kemungkinan resesi menjadi lebih nyata.
Peluang dari kondisi saat ini?
Obligasi dan aset safe haven seperti emas bisa menjadi pilihan yang lebih stabil dalam kondisi seperti ini.
Investor bisa memanfaatkan momen ini untuk masuk ke saham dengan valuasi menarik, tetapi tetap dengan strategi manajemen risiko yang kuat.