Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Update Proyeksi Target Emas dari J.P.Morgan

  Update terbaru proyeksi harga emas dari J.P.Morgan. prediksi harga emas mencapai rata-rata $3,675 per ounce pada kuartal keempat 2025, dengan tren menuju $4,000 pada tahun 2026.  Prediksi ini didasarkan pada analisis tentang tingkat permintaan yang terus meningkat dari investor dan bank sentral. Risiko stagflasi (inflasi yang tinggi disertai dengan stagnasi ekonomi) dan kemungkinan resesi global diperkirakan akan berlanjut, yang memperburuk ketidakpastian dan mendukung kecenderungan untuk berinvestasi pada emas. Emas dianggap sebagai lindung nilai (safe haven) yang optimal terhadap resesi dan devaluasi mata uang. J.P. Morgan memperkirakan kebutuhan tambahan sekitar 710 ton per tahun untuk memenuhi permintaan dari investor dan bank sentral pada tahun 2025.

Buyback, Danantara & BPJS-TK Apakah Akan Jadi Juru Selamat Buat IHSG?

  Danantara potensi menanamkan sebagian dari Rp59 triliun (US$5,3 miliar) dividen yang akan diterima pada akhir April ke pasar saham domestik nih. Aliran dana ini bisa terjadi di akhir April 2025, dan bisa menjadi katalis positif besar bagi IHSG. Selain itu BPJS-TK (Dana Pensiun Negara) investor institusional terbesar di negara ini akan meningkatkan porsi alokasi ke saham dari 10% menjadi 20% dalam 3 tahun kedepan. Hal Ini penting karena sebelumnya porsi saham di portofolio BPJS-TK terus menurun (dari 29% tahun 2018 ke 10% di 2024). 3 Dukungan pemerintah Indonesia terhadap pasar saham (equity market): 1. OJK mengizinkan buyback saham tanpa RUPS s/d Sep 2025 (maks 20% modal disetor). 2. Danantara (SWF Indonesia) POTENSI menempatkan sebagian dana dividen Rp59 triliun yang diterima ke pasar saham (potensial akhir April). 3. BPJS-TK berencana menggandakan alokasi ekuitas dari 10% ke 20% dalam 3 tahun ke depan (dampak Rp25 triliun/ tahun). Potensi inflow Rp25 triliun dari BPJS-TK dapat ...

Perang Dagang AS–China: Perlombaan Antara Kekuatan Lama (AS) dan Kekuatan Baru (China) Untuk Posisi Tertinggi Dalam Tatanan Dunia

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China bukan sekadar tentang tarif impor atau defisit perdagangan. Ini bukan sekadar urusan ekspor baja, chip, atau iPhone. Ini adalah  perang modern , dilakukan bukan dengan senjata, tapi dengan  instrumen ekonomi —dan taruhannya adalah  dominasi global selama 100 tahun ke depan . Bukan Lagi Sekadar Perdagangan: Ini Perang Dominasi Global Sejak abad ke-20, kekuatan sebuah negara tidak hanya ditentukan oleh militernya, tetapi oleh  siapa yang menguasai industri, manufaktur, dan… mata uang cadangan dunia . Dan selama hampir satu abad, posisi itu dipegang oleh Amerika Serikat lewat  dolar AS . Dolar: Senjata Rahasia Amerika Kekuatan ekonomi AS sangat bergantung pada satu hal penting:  dolar sebagai mata uang cadangan dunia . Dengan status ini: Amerika bisa  mencetak uang untuk membeli barang nyata  dari negara lain. Inflasi domestik bisa “diekspor” ke luar negeri. Konsumsi masyarakat AS  disubsidi secara ...

Trump vs Powell: Pertarungan Dua Kekuatan Besar di Tengah Krisis Utang Amerika

  Ketegangan antara Donald Trump dan Jerome Powell bukan sekadar pertikaian pribadi. Ini adalah gambaran dari konflik yang lebih dalam pertarungan antara kepentingan politik dan kekuatan moneter di tengah krisis utang nasional yang nyaris tak tertahankan. Dengan  utang nasional AS yang telah menembus $37 triliun , dan sekitar  $28 triliun  di antaranya harus direfinansiasi dalam empat tahun ke depan, Trump sedang menghadapi kenyataan pahit: beban utang bukan hanya persoalan angka, tapi juga persoalan  kekuasaan dan kontrol . The Fed: Tujuan Awal dan Kenyataannya Federal Reserve (The Fed) didirikan dengan satu tujuan utama:  menjaga stabilitas pasar obligasi AS —khususnya pasar Treasury yang menjadi tulang punggung sistem keuangan global. Ketika yields naik, harga obligasi jatuh, dan ini bisa memicu kepanikan di seluruh dunia keuangan. Dalam kondisi seperti itu, The Fed diharapkan turun tangan: melakukan intervensi, menstabilkan pasar, dan menjaga kepercayaa...

Trumponomics 2.0: Ketika Pasar Bukan Takut pada Resesi, Tapi Takut pada Ketidakpastian Kebijakan

  Apa Itu Trumponomics 2.0? Pertanyaan ini mungkin sederhana, tapi jawabannya kompleks—dan bahkan  belum jelas . Sampai saat ini pejabat administrasi Trump kesulitan menjelaskan arah ekonomi mereka sendiri. Inilah yang disebut  Trumponomics 2.0 : sebuah gabungan antara retorika populis, kebijakan fiskal ambigu, dan perang dagang yang agresif. Tarif bukan hal baru dalam era Trump. Namun bedanya kali ini adalah  eskalasi tanpa narasi . Tarif universal 10% (kecuali China, yang dikenai hingga 125%) tidak hanya mengejutkan pasar, tetapi juga  menciptakan ambiguitas tentang tujuan utama kebijakan itu sendiri . Ketika Pasar Bukan Takut pada Resesi, Tapi Takut pada Ketidakjelasan Mengapa ini penting? Kebijakan penundaan tarif 90 hari bukan karena kejatuhan pasar saham (equity bear market), melainkan karena kekacauan di pasar surat utang negara (Treasuries), terutama di bagian tenor panjang (10–30 tahun). Yields naik ke 5.0% (30Y) dan 4.5% (10Y) jelang lelang obligasi be...