Pasar saham global kembali memasuki fase yang tidak nyaman: banyak indeks utama mengalami penurunan tajam, kekhawatiran akan resesi meningkat, dan volatilitas kembali menghantui para investor. Tapi… apakah ini pertanda krisis besar atau justru awal dari peluang emas?
Kami akan membedah situasi pasar saat ini berdasarkan pelajaran dari ratusan tahun sejarah pasar keuangan.
Tidak Semua Bear Market Sama
Goldman Sachs membagi bear market ke dalam tiga tipe:
Structural Bear Market: Disebabkan gelembung dan krisis sistemik, seperti 1929 dan 2008. Durasi panjang, pulihnya bisa lebih dari 10 tahun.
Cyclical Bear Market: Bagian dari siklus ekonomi – karena suku bunga naik, laba turun, atau ancaman resesi. Durasi ±2 tahun.
Event-Driven Bear Market: Dipicu oleh kejutan sesaat seperti pandemi, perang, atau kebijakan tarif. Pulih lebih cepat, dalam ±1 tahun.
Saat ini, kita ada dalam kategori event-driven bear market, dipicu oleh kebijakan tarif saat liberation day. Namun, risikonya bisa berubah menjadi cyclical jika resesi benar-benar terjadi.
Apa yang Terjadi dengan Pasar Saham Global?
Penurunan pasar kali ini dipimpin oleh saham teknologi AS yang selama 15 tahun terakhir menjadi motor penggerak reli saham. Sekarang, koreksi tajam di sektor ini menyeret indeks besar seperti S&P 500.
Uniknya, di awal 2025, Eropa dan Asia sempat berjalan lebih kuat karena valuasi yang lebih rendah dan sentimen domestik yang membaik. Namun, sejak “liberation day”, semuanya ikut terseret turun.
3. Seberapa Dalam? Seberapa Lama?
Statistik menunjukkan:
Penurunan rata-rata bear market event-driven dan cyclical = ±30%
Durasi:
Event-driven: 8 bulan, pulih dalam 1 tahun
Cyclical: 2 tahun, pulih dalam 5 tahun
Structural: 3+ tahun, pulih dalam 10+ tahun
Dengan probabilitas resesi AS kini naik ke 45%, pasar bisa berubah arah lebih dalam dan lebih lama dari yang kita duga.
4. Kapan Pasar Akan Pulih?
Menurut Goldman Sachs, rebound sejati butuh 4 hal:
1.Valuasi saham murah (saat ini masih relatif mahal, khususnya di AS)
2.Posisi investor sangat negatif (indikator sentimen mendekati titik ekstrem)
3.Dukungan kebijakan moneter/fiskal (Fed diprediksi mulai memangkas suku bunga Juni)
4.Data ekonomi menunjukkan perlambatan penurunan (belum terlihat jelas)
Jadi, meski rally jangka pendek (bear market rallies) bisa terjadi, kita belum melihat sinyal pemulihan berkelanjutan… belum sekarang.
5.Tantangan Jangka Panjang: Era Post-Modern Cycle
Beberapa tren besar sedang berubah:
Biaya modal naik (suku bunga tak lagi rendah), Globalisasi melambat, Margin laba perusahaan tertekan, Belanja pertahanan meningkat
Artinya, return jangka panjang saham mungkin tidak akan sefantastis 10–20 tahun terakhir. Strategi harus disesuaikan.
Kesimpulan: Bear Market Bukan Akhir Dunia
Bear market adalah bagian alami dari siklus investasi. Yang penting adalah bagaimana kita mempersiapkan strategi yang cerdas, memahami konteks pasar, dan tetap tenang dalam pengambilan keputusan.
Ingat, ketika sentimen pasar sedang dalam titik tergelap, justru di situlah peluang terbesar sering muncul.
Sumber utama: Goldman Sachs Global Strategy Paper – Bear Market Anatomy (8 April 2025)